Google Prediksi Referendum Brexit, Seberapa Akurat?

Hasil referendum Brexit yang dirilis Google
Sumber :
  • www.sputnik.com

VIVA.co.id – Referendum soal apakah Inggris harus keluar atau tidak dari Uni Eropa, atau dikenal British Exit, hari ini mulai berlangsung. Rakyat Inggris menyuarakan pilihannya.

Mengingat Momen Mudik Maut di Brebes Exit Tahun 2016, Belasan Orang Tewas

Hasil jajak pendapat jelang Brexit memang masih sangat dinamis dan belum menjadi penentu hasil dari Brexit.
Terkait dengen , Google ternyata juga ikut berkontribusi. Banyak warga Inggris yang mencari informasi tentang alasan harus keluar dari Uni Eropa atau tetap menjadi anggota Uni Eropa.

Dikutip dari Sputnix, Kamis 23 Juni 2016, pada awal bulan ini sudah merilis data tentang 'peta politik' dukungan yang pro maupun kontra Brexit.

Resident in UK Can Only Buy Three Tomatoes, Peppers and Cucumbers

Peta tersebut berdasarkan hasil pencarian yang dilakukan di mesin pencari selama sepekan mulai dari 31 Mei-7 Juni 2016.

Misalnya pencarian yang bernada 'Kenapa kita harus keluar dari Uni Eropa' akan dianggap menjadi pendukung pro Inggris keluar. Sedangkan pencarian yang bernada 'Kenapa kita harus tetap jadi Uni Eropa' diartikan sebagai bentuk dukungan Inggris tidak keluar dari Uni Eropa.

Tak Kunjung Dapat Pekerjaan, Thomas Tuchel Terancam Diusir dari Inggris

Hasil 'peta politik' tersebut menunjukkan mayoritas warga Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa. Hanya sebagian kecil yang mendukung Inggris tetap di Uni Eropa. Pendukung Inggris keluar dari Uni Eropa ditunjukkan dengan warna merah sedangkan pendukung Inggris tetap di Uni Eropa berwarna biru.

Google tercatat bukan kali pertama merilis data terkait kampanye dalam sebuah momentum suksesi di Inggris. Pada 2015, menyambut Pemilu Inggris, Google merilis data bertajuk General Election Google.

Dari hasil pencarian di Google tersebut, saat itu menunjukkan David Cameron menjadi pemimpin partai politik yang paling banyak dicari. Dan ternyata hasil Pemilu Inggris menunjukkan Partai Konservatif, yang merupakan partainya Cameron makin mendominasi kursi di parlemen. Berkuasa di Parlemen, maka Cameron kembali mempertahankan posisinya sebagai Perdana Menteri di Inggris.

Bila merujuk dari hasil prediksi pencarian Google itu, maka menarik juga melihat hasil dari referendum Brexit. Apakah hasil data Google itu mampu mengulang prediksi seperti Pemilu tahun lalu.

Hasil yang tidak jauh berbeda juga ditunjukkan oleh Twitter. Situs jejaring sosial 140 karakter itu menunjukkan kampanye pro Inggris keluar dari Uni Eropa lebih dominan dibanding kampanye mendukung Inggris tetap di Uni Eropa. Kampanye Inggris keluar mencapai 66,3 persen cuitan dan kampanye Inggris tetap jadi anggota Uni Eropa hanya 33,3 persen.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya