Modus Baru Begal Motor, Mengaku sebagai Polisi

Pelaku begal di Pekanbaru mengaku anggota polisi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ali Azumar

VIVA.co.id – Razia narkotik dan obat-obatan terlarang (narkoba) yang gencar dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dan kepolisian belakangan ini, dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan.

Begal Modus Tanya Alamat di Jakut Dicokok, 1 Masih Buron

Di Pekanbaru, tiga orang pemuda merampas sepeda motor warga yang melintas di Jalan Sudirman pada malam hari, dengan modus mengaku sebagai anggota satuan reserse narkoba. Tak tanggung-tanggung, selama Ramadan ini saja sudah belasan sepeda motor yang mereka rampas.

Menurut keterangan Polsek Bukit Raya, Pekanbaru, Kompol Firman Sianipar, ketiga pelaku berhasil dibekuk saat melakukan aksinya.

Statistik Mengerikan Harry Kane Lawan Arsenal

"Pelaku beraksi di depan Plaza Sukaramai. Mereka adalah Mizar sebagai otak pelaku, Yudi dan Afrizal sebagai eksekutor," ujar Firman, Kamis, 23 Juni 2016.

Dalam menjalankan aksi, para pelaku mengintai sasarannya terlebih dulu. Setelah terlihat, pelaku yang mengaku anggota reserse narkoba itu memberhentikan korban dan mengatakan kalau korban diduga pemakai atau pengedar narkoba.

Haru! Ayah Babe Cabita Ungkap Detik-detik Terakhir Sang Komedian Sebelum Meninggal

"Untuk memastikan korban tidak mengonsumsi narkoba, mereka meminta korban memarkirkan kendaraannya. Satu orang bertugas menggeledah korban, satu lagi menyita kunci beserta sepeda motor. Setelah pura-pura menggeledah dengan meminta korban membelakangi pelaku, saat itulah mereka kabur," ujar Kapolsek.

Firman menambahkan, kadang pelaku juga disuruh jalan jongkok. Ketika korban lengah, mereka membawa kabur sepeda motor korban.

"Sekarang ketiga pelaku sudah kami amankan dengan barang bukti tujuh unit sepeda motor. Dari pengembangan, kami juga amankan dua orang penadah barang curian," ujar Firman.

Mizar, salah satu pelaku begal, mengatakan sudah melakukan aksi begal sebanyak 17 kali dengan mengaku sebagai anggota polisi. Satu unit sepeda motor rampasan mereka jual sebesar Rp1,8 juta.

"Kami tidak menggunakan senjata, hanya mengaku sebagai polisi. Saya terpaksa melakukannya untuk makan sehari-hari," kata Mizar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya