Konflik Indosat Telkomsel, BRTI Ingatkan Hormati Bulan Baik

Logo BRTI
Sumber :
  • www.postel.go.id

VIVA.co.idTelkomsel memenuhi panggilan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) terkait perang tarif dan kampanye kontroversial dengan Indosat Ooredoo. Telkomsel membantah tudingan yang dilayangkan oleh Indosat Ooredoo, mengenai monopoli pasar di luar Pulau Jawa.

Intip Persiapan Telkomsel 'Mengukur Jalan' Jelang Lebaran

Hal itu disampaikan oleh Anggota BRTI I Ketut Prihadi Kresna VIVA.co.id, Selasa, 21 Juni 2016. Disampaikan Ketut, Telkomsel membantah tudingan menggunakan posisi dominannya untuk melakukan perbuatan antikompetisi.

"Telkomsel berharap, semestinya jika ada permasalahan dapat didiskusikan antaroperator sehingga tidak perlu sampai ke regulator dan media masa," kata Ketut meniru ucapan perwakilan Telkomsel.

Prabowo Enggan Bubarkan TKN, Mau Dibentuk Jadi Gerakan Solidaritas Nasional

Mengenai bantahan itu, Ketut mengungkapkan, BRTI akan menyampaikan detail pengaduan Indosat Ooredo kepada Telkomsel untuk dapat dijawab secara tertulis.

"Setelah menerima jawaban tertulis dari Telkomsel, BRTI akan mengundang pihak Indosat dan Telkomsel secara bersama untuk dapat menemukan kesepakatan penyelesaian," ucap Ketut.

Kampanye Berakhir, Prabowo Usul TKN Diubah Jadi Gerakan Solidaritas Nasional

Adanya persoalan perselisihan antaroperator ini, BRTI sebagai regulator, mengimbau kepada Telkomsel dan juga Indosat Ooredoo agar permasalahannya dapat diselesaikan dengan baik, melalui mekanisme dan mediasi yang dilakukan BRTI.

"Sehingga tidak perlu membuat statement-statement di media yang dapat memperkeruh suasana, apalagi mengingat saat ini adalah bulan baik (Ramadan)" kata Ketut.

‘Panasnya’ hubungan Indosat Ooredoo dan Telkomsel itu mulai muncul saat Indosat Ooredoo menggelar kampanye promosi yang dianggap menyindir secara langsung Telkomsel. Indosat berdalih bentuk kampanye itu akumulasi dari berbagai 'kekesalan'.
Kekesalan yang dimaksud, di antaranya posisi dominan Telkomsel, rencana network sharing Indosat dan mitranya yang belum terealisasi, rencana penurunan tarif interkoneksi yang tidak sesuai harapan, dan sewa jaringan ke Telkom yang sulit di luar Jawa.

 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya