Ini Sikap Resmi Indosat Ooredoo Soal Promo Sindir Telkomsel

Logo Indosat Ooredoo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Indosat Ooredoo merilis pernyataan resmi menanggapi isu program tarif Rp1 di luar Jawa. Promo tarif tersebut telah banyak beredar di sosial media. Indosat Ooredoo menegaskan kegiatan ini adalah bagian dari program edukasi dan testimoni pelanggan yang dilakukan Indosat Ooredoo kepada masyarakat di luar Jawa yang menyediakan layanan Rp 1 per detik ke semua operator.   

Respons Gibran Soal Indosat dan Nvidia Akan Bangun Pusat Pengembangan Kecerdasan Buatan di Solo

Indosat Ooredoo menyampaikan program tarif ini didasarkan pada hasil survei yang dilakukan terhadap pelanggan operator dominan di luar Jawa.

"Pelanggan mengatakan tarif telepon mahal dan mereka tidak memiliki pilihan lain di pasar, karena lebih dari 80 persen pasar di luar Jawa hanya dikuasai oleh satu pemain dominan dunia telekomunikasi," tulis Deva Rachman, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo dalam keterangan tertulisnya kepada VIVA.co.id, Jumat 17 Juni 2016.

Akankah Terjadi Merger Lagi antar Operator Seluler di Indonesia?

Deva menuliskan, Indosat Ooredoo selalu berupaya hadir di wilayah luar Jawa untuk dapat memberikan alternatif pilihan layanan kepada pelanggan, namun terkendala beberapa hal seperti persaingan yang tidak sehat serta biaya interkoneksi yang terlalu tinggi.  

"Kami amat prihatin atas dinamika pasar ini, yang menyebabkan pasar di luar Jawa tidak berkembang dan terjadi situasi monopolistik di pasar," ujar dia.

Dua Komisaris Indosat Kompak Mengundurkan Diri, Ada Apa?

Atas kondisi tersebut, Deva menuliskan Indosat Ooredoo berupaya masuk pasar luar Jawa dengan menerapkan tarif Rp1 per detik ke semua operator.

Sosialisasi Rp1 per detik ini, merupakan kegiatan edukasi dan testimoni pelanggan. Terkait testimoni yang spesifik menyebut nama operator lain, Indosat memutuskan telah menariknya.

"Kami berharap pemerintah melakukan penegakan regulasi terhadap situasi monopolistik ini agar mewujudkan persaingan usaha yang sehat sehingga masyarakat bisa menikmati layanan komunikasi dan akses informasi untuk peningkatan kualitas masyarakat dan perekonomian nasional," lanjut Deva.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya