Pemerintah Panggil Operator Telko yang Ajak 'Perang'

Perawatan BTS 4G.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Menanggapi isu operator telekomunikasi yang melakukan perang tarif dan marketing dengan menjelekkan operator telekomunikasi (telko) lain, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara akan menindak tegas yang bersangkutan.

Respons Gibran Soal Indosat dan Nvidia Akan Bangun Pusat Pengembangan Kecerdasan Buatan di Solo

Ditemui usai acara Buka Bersama dengan Anak Yatim Piatu di Kantor Smartfren, tadi malam, Rudiantara akan menindaklanjuti isu tersebut dengan mengkonfirmasi ke Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).

"Minta undang operator untuk klarifikasikan, karena ada dua isu. Satu, isu substansi mengenai tarif. Kalau memang demikian, apakah ini sesuatu yang substansial atau tidak. Semacam gimmick. Kedua, cara berpromosinya. Itu menyangkut dengan etika dan sebagainya," ujar Rudiantara.
Akankah Terjadi Merger Lagi antar Operator Seluler di Indonesia?
 
Dilihat dari sisi masyarakat, kata Rudiantara mengenai perang operator jelang lebaran ini, tentunya berupa kompetisi untuk merebut pasar. Di sisi lain, pemerintah harus memperhatikan bahwa berkompetisi juga harus fair (adil) dan bersifat jangka panjang.
Dua Komisaris Indosat Kompak Mengundurkan Diri, Ada Apa?
 
Sehingga, lanjut dia, kepentingan pemerintah juga mengimbau kepada para penyelenggara telekomunikasi itu jangan menggunakan promosi-promosi yang malah menyesatkan masyarakat.
 
"Jadi, tugas pemerintah juga harus melindungi masyarakat agar kalau promosi itu sesuatu yang sustainable. Baik, dari sisi substansi yang ditawarkan kepada masyarakat maupun dari sisi cara berkomunikasi, terutama etika komunikasinya," jelas pria yang disapa Chief RA ini.
 
Ketika ditanya perihal bentuk promosi yang menjelekkan operator lain sering terjadi, Rudiantara mengatakan kalau itu akan segera ditindaklanjuti dan diselesaikan berkoordinasi dengan BRTI.
 
"Yang pertama BRTI akan undang teman-teman operator ini. Kedua, saya harapkan, promosi boleh, tapi jangan menjelekkan orang (operator) lain. Kita berharap ini tidak berkepanjangan karena yang kita butuhkan adalah industri yang sustainable, juga bagi masyarakat yang diberi promosi yang tidak menyesatkan," tuturnya.
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya