Riset: 1 dari 9 Orang di Dunia Kelaparan

Kelaparan di Somalia
Sumber :
  • Foto: AP Photo/Farah Abdi Warsameh

VIVA.co.id – Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis laporan terbarunya. Dalam laporan itu menunjukkan, India berada di tingkat teratas secara global sebagai negara dengan penduduk yang paling banyak mengalami

PBB: Gaza Dilanda Kelaparan, INH Salurkan Bantuan ke Zona Merah

Setidaknya, FAO mencatat, kurun waktu 2014-2016, sekitar 195 juta penduduk India mengalami kekurangan gizi dan itu yang terbesar bagi sebuah negara soal . Saat ini, negara yang berada di Asia Selatan itu memiliki jumlah penduduk kedua terbesar setelah Tiongkok dengan mencapai kurang lebih 1,3 miliar? jiwa.

Padahal sebelumnya, pemerintah India gencar memerangi kekurangan gizi hingga 7,4 persen sejak 1990-1992. Pada periode yang sama, Tiongkok juga turut mengurangi penduduk yang kelaparan mencapai 54 persen. Namun, sekarang Tiongkok mempunyai 134 juta penduduk yang berada di garis kekurangan gizi.

Laporan Bank Dunia: Separuh Penduduk di Jalur Gaza Dalam Risiko Kelaparan

Laporan FAO ini, memberikan gambaran bahwa kekurangan gizi atau kelaparan menjadi ancaman bagi negara untuk terus meningkatkan hidup yang aktif dan sehat bagi penduduknya. Serta, memberikan fasilitas yang cukup dan makanan sehat.

Secara umum, laporan tersebut juga mengatakan, ada satu dari sembilan orang di dunia tengah mengatasi persoalan perut atau kekurangan gizi. "Ada 795 juta kekurangan gizi secara global, turun 167 juta selama sedekade terakhir, dan 216 juta lebih rendah pada periode 1990?-1992," kata FAO.

Warga Gaza Memulai Ramadhan dengan Kelaparan

Meski permasalahan sosial itu berasal dari negara berkembang, tetapi negara-negara tersebut memberikan reaksi dengan mengurangi kekurangan gizi dari tahun ke tahun. Seperti India yang dinilai membuat langkah besar mengatasi kelaparan dengan program-program sosialnya.

Pada 2000, PBB mengumumkan deklarasi Millennium Development Goals atau Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang disepakati 189 negara untuk satu suara meraih delapan tujuan, salah satunya mengentaskan kemiskinan dan kelaparan, hingga 2015. Program jangka panjang itu terbukti mampu mengurangi jumlah penduduk yang kelaparan.

Dengan demikian, meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas kebutuhan kualitas makanan yang cukup dan baik, perlu diperhatikan bagi negara-negara yang belum mencapai tujuan pembangunan milenium.

"Pemerintahan yang baik, stabilitas politik dan aturan hukum, tidak adanya konflik dan perseilisihan sipil, guncangan yang berhubungan cuaca atau volatilitas harga pangan yang berlebihan perlu diperhatikan negara-negara dalam ketahanan pangan," tulis PBB pada laporan tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya