Profesor Oxford: Komputer Bisa Diberi Hak Asasi 'Manusia'

ilustrasi tentara di depan komputer
Sumber :
  • REUTERS/Lucas Jackson

VIVA.co.id – Kecanggihan teknologi kecerdasan buatan, membuat perangkat dan mobile makin canggih. Wujudnya bisa dilihat saat ini, misalnya smartphone makin bisa mengetahui rutinitas pengguna dan memberikan informasi yang terkait dan terhubung dengan kepentingan penggunanya.

Kalkulator Ini Dipaksa Pakai Windows 10, Begini Jadinya

Dengan makin canggih teknologi , profesor Universitas Oxford, Inggris, Marcus du Sautoy mengatakan, maka ke depan teknologi bisa dianggap 'hidup'.

Profesor tersebut mengatakan, pada suatu saat nantinya, kecerdasan buatan akan mencapai ambang batas yang menyatu dengan kehidupan. Dalam bukunya ‘What We Cannot Know’, du Sautoy mengkhawatirkan, saat gawai (gadget) akan mencapai sebuah titik yang disebut kesadaran. Kesadaran seperti halnya yang dimiliki oleh manusia.

Pendiri Android Pamer Ponsel Baru, Jangan Kaget Antimainstream Banget

"Kita ada dalam era emas. Ini sedikit seperti Galileo dengan teleskop. Kita saat ini, punya teleskop dalam otak dan itu memberi kita peluang untuk melihat sesuatu yang kita belum pernah lihat sebelumnya," kata dia.

Dia mengatakan, dengan kecanggihan teknologi , konsekuensinya nanti gawai milik pengguna akan lebih pintar daripada pengguna. Dengan demikian, pada titik ini, pengguna sudah saatnya memberikan perlakuan berbeda kepada gawai atau komputer mereka.

Hilang 22 Tahun Lalu, Jenazah Pria Ditemukan Google Maps

"Jika Anda memahami hal-hal itu (komputer dan gawai) punya tingkat kesadaran, kita mungkin juga harus memperkenalkan hak (asasi manusia). Ini adalah waktu yang menyenangkan," jelasnya.

Ide yang dilontarkan du Sautoy itu bukan tanpa alasan. Sebab, dengan kecerdasan buatan, batas antara kemampuan komputer dengan manusia sudah ada yang setara dengan manusia.

Misalnya, para ilmuwan saat ini telah melakukan pengujian kemampuan perilaku cerdas pada mesin komputer dalam uji coba yang disebut Turing Test. Uji coba itu untuk menilai kemampuan mesin menunjukkan perilaku cerdas yang tidak dapat dibedakan dari manusia.

Jika dalam uji coba itu, manusia tak bisa membedakan antara respons komputer dan seseorang, kemampuan mesin itu dianggap sudah setara dengan kecerdasan manusia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya