Daerah Perbatasan Selalu Tertinggal, Ini Penyebabnya

Perbatasan Entikong.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) berniat mengubah paradigma pembangunan perbatasan negara, dari pendekatan keamanan menjadi pusat pertumbuhan dan investasi. Selama ini, perbatasan di-ignored (diabaikan) dalam konteks koridor ekonomi.

Penanganan Kumuh di Daerah Tertinggal Diprioritaskan

"Inilah target kami, bagaimana mengubah paradigma ini menjadi investasi," ujar Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Kemendes PDTT, Suprayoga Hadi, melalui keterangan tertulis, Selasa, 31 Mei 2016.

Menurut Suprayoga, daerah perbatasan tidak pernah dipandang sebagai growth areas (area pertumbuhan). Inilah yang menyebabkan wilayah perbatasan sulit terentas dari ketertinggalan.

Pemerintah Bangun Infrastruktur Dasar Perumahan Perbatasan

"Inilah kekurangan kita. Maka, pengembangan perbatasan juga harus dilakukan melalui pendekatan investasi. Tanpa investasi daerah akan sulit untuk maju, mereka hanya akan menjadi saksi,” ujarnya.

Suprayoga mengakui, untuk mengubah paradigma menjadi investasi tidak mudah. Oleh karena itu, mereka akan mencoba menggunakan model Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan memberikan kemudahan bagi investor untuk masuk ke kawasan tersebut.

Merancang Aturan Anti Kriminalisasi Demi Dorong Ekonomi

"Meyakinkan investor itu perlu waktu. Sebelum MEA, kita buka Kalimantan untuk dibuka perkebunan kelapa sawit, itu sudah antre investor," ujarnya menambahkan.

Suprayoga melanjutkan, daerah perbatasan menjadi semakin seksi ketika di hadapkan dengan era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pada era tersebut, daerah perbatasan akan menjadi sentra pertemuan antara Indonesia dengan negara-negara lainnya.

"Dalam MEA, yang paling terpapar adalah perbatasan. Dan investasi di wilayah perbatasan yang diawali oleh pemerintah itu berupa investasi dasar seperti listrik, air bersih, telekomunikasi, dan sebagainya. Setelah investasi dasar terpenuhi baru investor biasanya mau masuk, jika dari awalnya biasanya tidak mau."

(mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya