Eks Bos Microsoft: Kabar Buruk, Riset NASA Penuh Kesalahan

Logo NASA
Sumber :
  • http://seabass.gsfc.nasa.gov/

VIVA.co.id – Badan Antariksa Amerika Serkat (NASA) sedang mendapat sorotan dari mantan eksekutif Microsoft, Nathan Myhrvold. Bekas petinggi Microsoft itu menuding data penelitian NASA terkait asteroid yang mengancam Bumi tidak akurat dan eror.

Ilmuwan Selangkah Lagi Menemukan Alien

Dikutip dari Christian Science Monitor, Rabu 25 Mei 2016, Myhrvold membongkar dan menganalisa data asteroid dari pesawat antariksa NASA, Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) dan perluasan misi WISE yaitu NEOWISE. Riset itu mengumpulkan data objek luar angkasa sejak 2009, salah satunya data tentang emisi panas dari asteroid.

Informasi dari kedua riset itu membantu ilmuwan untuk memprediksi mana saja asteroid yang mungkin membahayakan dan mengancam Bumi di masa depan. Nah, melalui data tersebut, Myhrvold menemukan kedua riset itu terdapat kesalahan fatal.

Di Balik Hancurnya Hiroshima dan Nagasaki, Ini 5 Fakta 'Bapak Bom Atom' Robert Oppenheimer

"Berita buruknya adalah itu semua pada dasarnya salah. Sayangnya untuk banyak hal (dari riset) itu tidak akan pernah seakurat yang mereka harapkan," kata mantan Chief Technology Officer (CTO) Microsoft itu kepada New York Times.

Simak: Terungkap, Bumi Hangat Karena Badai Matahari

Bos Apple dan Microsoft Mau Sowan ke Jokowi

Dia juga menegaskan klaim ilmuwan riset WISE dan NEOWISE yang memperkirakan diameter asteroid 10 persen dari ukuran aslinya juga salah. Myhrvold mengatakan, karena pengukuran itu tak akurat maka semuanya makin tidak akurat dan estimasi ilmuwan bisa salah sepenuhnya.

Mantan eksekutif Microsoft itu juga mengatakan perkiraan reflektivitas asteroid yang disampaikan peneliti juga tak akurat.

Myhrvold menunjukkan, peneliti gagal untuk menghitung hukum radiasi termal yang menetapkan sebuah radiasi objek. Padahal perhitungan pada tahap ini sangat menentukan.

"Dari praktik perspektif temuan asteroid, sangat penting untuk kita ketahui bahwa distribusi diameter dan distribusi proporsi insiden cahaya atau radiasi yang dipantulkan permukaan benda langit," kata dia.

Menanggapi kritikan dari Myhrvold, peneliti NASA yang terlibat dalam riset itu menegaskan, mereka telah melalui serangkaian tahapan pengukuran yang ilmiah. Untuk itu peneliti tak menghiraukan 'ocehan' Myhrvold. Namun demikian peneliti 'memuji' mantan petinggi Microsoft tersebut.

"Dia adalah pria yang sangat pintar. Tapi itu tak memuatnya menjadi seorang ahli dalam segala hal," kata Lindley Johnson, pengawas program pertahanan planet dari NASA.

Peneliti balik mengkritik metode yang digunakan Myhrvold untuk membongkar data peneliti. Amy Mainzer, peneliti utama NEOWISE di Jet Propulsion Laboratory, California, menilai kesalahan yang dilakukan Myhrvold yaitu mencampur diameter dan radius dalam satu rumusan.

"Kami telah sangat yakin paper kami yang dikirimkan ke jurnal dan telah diulas oleh peneliti lain (peer review). Sementara dia merilis (temuan) tanpa ulasan peneliti lain," kata Mainzer.

Untuk itu, Mainzer mengatakan pada titik ini, dia memandang penting proses peer review. Sebab hal ini adalah proses mendasar dalam sebuah kerja ilmiah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya