Microsoft 'Bebaskan' Terorisme pada Mesin Pencarian

Ilustrasi Microsoft.
Sumber :
  • REUTERS/Mike Segar/Files

VIVA.co.id – Microsoft menegaskan komitmennya untuk melawan dan tidak memberikan tempat bagi terorisme. Komitmen perusahaan perangkat lunak raksasa asal Redmond, Washington, Amerika Serikat itu dituangkan dalam kebijakan perusahaan.

Cara Mereka Melawan Ketakutan Teror

Dikutip dari ITProPortal, Senin 23 Mei 2016, dalam pengumuman di blog perusahaan menuliskan mereka telah mengubah sejumlah kebijakannya untuk bisa secara aktif memerangi konten teroris pada produk dan layanan mereka.

"Kami akan mengenali konten teroris yang diposting dengan dan dalam dukungan organisasi seperti Consolidated United Nations Security Council Sanctions List," tulis dalam pengumumannya.

Turki-China Sepakat Tolak Keberadaan Etnis Uighur

Perusahaan yang didirikan Bill Gates itu menuliskan, Consolidated United Nations Security Council Sanctions List mampu mendeteksi konten yang menggambarkan grafis kekerasan, aksi kekerasan yang didukung organisasi teroris. Organisasi itu disebutkan juga bisa mendeteksi tindakan yang bisa mendorong orang untuk bergabung dengan kelompok teroris tertentu.

Namun, Microsoft masih membebaskan tautan yang terkait dengan teroris pada mesin pencariannya, Bing. Tapi Microsoft menegaskan, akan menghapus tautan di mesin pencarian itu sepanjang ada permintaan dari pemerintah dan hukum lokal.

Soal Abu Sayyaf, AS Mengaku Sudah Kerja Sama dengan Filipina

"Kami meyakini bahwa masyarakat beraksi melalui pemerintah mereka dan seharusnya menarik garis antara kebebasan berbicara dan keterbatasan yang berkaitan dengan jenis konten tertentu," tulis Microsoft.

Microsoft menekankan terorisme adalah salah satu masalah yang benar-benar mendesak untuk dihadapi segera. Perusahaan itu menegaskan keputusan untuk mengubah berbagai kebijakan dalam platform mereka itu menunjukkan komitmen dan kontribusi dalam memerangi terorisme. (asp)

Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan.

Indonesia-Australia Tingkatkan Kerja Sama Tangkal Terorisme

Kedua negara bertukar informasi soal ancaman di kawasan.

img_title
VIVA.co.id
9 Juni 2016