Indonesia Jadi Tempat Belajar Menanam Sorgum

Batan dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) kerja sama varietas sorgum
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id – Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) tengah mengembangkan bibit tanaman sorgum yang bisa tumbuh subur dan produktif pada lahan marginal. Sorgum menjadi tanaman yang dimanfaatkan untuk bioenergi. Sorgum merupakan tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri.

Batan Hentikan Sementara Proses Clean Up Radiasi di Tangerang

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah menargetkan Indonesia menggunakan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen hingga 2025. Maka, untuk mencapai target itu, Batan ikut membantu dengan menghasilkan bioenergi melalui varietas unggul dengan teknologi radiasi.

Untuk sorgum, Batan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian. Kedua lembaga itu telah melepas tiga varietas unggul sorgum, yakni Pahat, Samurai 1 dan Samurai 2. Ketiga bibit sorgum tersebut telah terbukti bisa tumbuh di lahan kering dengan curah hujan yang rendah.

275 Drum Tanah Diamankan, Paparan Radiasi di Batan Indah Berkurang

"Tantangan kita bagaimana mensosialiasikan pemanfaatan bioetanol dan bioenergi dari varietas Batan," ujar kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto di Hotel Mercure Simatupang, Jl. R.A.Kartini No. 18, Lebak Bulus, Jakarta, Senin, 23 Mei 2016.

Nah, untuk pengembangan lanjut tanaman sorgum ini, Indonesia ditunjuk oleh International Atomic Energy Agency (IAEA) sebagai Lead Country Coordinator (LCC) untuk kawasan regional Asia.

Kepala Bapeten Dicecar DPR Terkait Limbah Radioaktif di Batan Indah

Salah satu peneliti pangan, Soeranto Human menyampaikan, Indonesia dipilih sebab memiliki ketersediaan lahan marginal yang cukup luas dan sesuai dengan program Jokowi untuk 'go EBT'.

Selanjutnya, rangkaian kerja sama antara Batan dan IAEA adalah membuat proyek pengembangan tanaman penghasil bioenergi dengan teknik mutasi radiasi untuk mengoptimalkan lahan marginal.

Proyek ini, kata Soeranto, ditekankan untuk meningkatkan kapasitas teknologi pemuliaan tanaman bioenergi dengan teknik mutasi radiasi dari para peneliti dan pakar tanaman bioenergi.

"Negara Asia concern kembangkan, bagaimana teknologi nuklir berperan," kata Soeranto.

Selain itu, Batan dan IAEA mengadakan training course dengan menghadirkan pakar pemuliaan tanaman bioenergi IAEA, Rajbir Sangwan. Pelatihan itu fokus pada teknologi perbaikan produktivitas dan kualitas tanaman bioenergi pada lahan marginal.

Indonesia sebagai tuan rumah, dengan peserta pelatihan dari 14 negara di Asia, yakni Bangladesh, Pakistan, Kamboja, China, India, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Filipina, Sri Lanka dan Vietnam.

"Kegiatannya itu membina peneliti muda, memanfaatkan tanaman untuk bioenergi," kata Soeranto.

Rajbir Sangwan mengatakan, IAIE dalam hal ini bertindak membiayai pelatihan yang diadakan dari 23-27 Mei.

Sebagai catatan, Indonesia dianggap berhasil menciptakan varietas unggul sorgum, karena untuk satu hektare lahan, varietas Samurai 1 bisa menghasilkan seribu liter. Ketiga varietas ini telah berhasil dikembangkan di wilayah Indonesia Timur, seperti Gunungkidul, Madura, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan lainnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya