Siasat Pemerintah Ajak Mahasiswa Bangun Papua

Mahasiswa Papua di Makassar. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • Antara/Yusran Uccang

VIVA.co.id – Pemerataan pendidikan masih menjadi kendala pemerintah. Sejak 2012 pemerintah mengejar ketertinggalan dengan program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) bagi anak bangsa dari yang berdomisili di daerah Terdepan, Terluar, Terpencil (3T).

Kecelakaan di Tuban, Polisi Beri Perhatian Khusus Mahasiswa Papua

Dengan program ini anak bangsa akan mendapatkan bantuan untuk meneruskan studi hingga ke jenjang tinggi negeri (PTN) secara gratis. Setelah empat tahun berjalan program ini mulai membuahkan hasil, yaitu empat pemuda dari Papua memperoleh Gelar S1 di Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Utara.

"Kelulusan mahasiswa penerima program ADik angkatan pertama ini menunjukkan bahwa kerja keras putra-putri terbaik Papua telah membuahkan hasil," kata Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa) Kemenristekdikti, Intan Ahmad, di kampus Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara.

Gelar Mimbar Bebas, Puluhan Mahasiswa Papua Ditangkap

Ahmad menjelaskan, keempat mahasiswa asal Papua merupakan bagian dari 4.151 mahasiswa penerima bantuan program tersebut yang tersebar di seluruh di seluruh Indonesia.

Setelah lulus sebagai sarjana, kata Ahmad, ada dua pilihan yang ditawarkan kepada para lulusan pertama ADik tersebut. Pertama, bekerja di kementerian/ lembaga negara. "Dengan pilihan ini mereka memiliki kesempatan mengabdikan ilmunya untuk membangun daerahnya maupun nasional. Kita sudah melakukan komunikasi dengan Kementerian Dalam Negeri," ujarnya.

Percepat Pembangunan, Pemda Jayapura Libatkan Pengusaha

Pilihan kedua adalah melanjutkan studi mereka ke jenjang yang lebih tinggi dengan difasilitasi oleh pemerintah. "Mereka dapat mengajukan beasiswa kepada Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP)," ucapnya.

Keberhasilan ini, menurut Ahmad, bukanlah hal mudah. Ada banyak permasalahan dalam prosesnya. Dengan diwisudanya empat mahasiswa asal Papua itu, justru memotivasi pemerintah untuk terus melakukan perbaikan demi pemerataan pendidikan dan pembangunan.

Para mahasiswa Papua dan Papua Barat yang diwisuda itu adalah Yulius Gobay asal Timika dan Menius Nabyal asal Pegunungan Bintang dengan gelar Sarjana Teknik dari Fakultas Teknik Sipil. Selain itu, ada dua pemuda asal Timika yaitu Erikson F Demetouw dan Stevanus Obagame, dengan gelar sarjana Administrasi Publik (SAP) dari Program Administrasi Publik.

"Saya ingin kembali ke Papua untuk membangun infrastruktur di sana dengan ilmu yang saya pelajari. Papua harus maju, masih belum banyak jalan dari desa ke desa," kata, Yulius Gobay.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya