Soal Game Online, Pengembang: Bukan Lagi Zamannya Blokir

bermain game online
Sumber :
  • inmagine

VIVA.co.id – Gagasan pemblokiran game online oleh Kementerian Pendidikan Dasar Menengah dan Kebudayaan (Kemendikbud) semakin berpolemik. Ada yang setuju dan tidak jika game online dikaitkan dengan perilaku buruk anak.

Harusnya Semua Sudah Blokir Game 'Pukul Guru Anda'

Bagi pemain industri game online, pemblokiran merupakan hal yang seharusnya tidak dijadikan usulan untuk menanggapi efek buruk game online. Menurut mereka, justru anak-anak harus di edukasi terkait dengan game online.

"Blokir-blokiran technically sudah enggak mungkin juga zaman sekarang. Jadi yang penting ada rating system dan masyarakat teredukasi akan itu. Jadi masyarakat perlu disosialisasikan terkait penggunaan game yang sesuai umur peruntukannya,” ujar CEO Agate Studio, Arief Widhiyasa kepada VIVA.co.id melalui pesan singkat, pada Senin 2 Mei 2016.

Game 'Pukul Guru Anda!' Tak Cukup Hanya Diblokir

Lebih lanjut, Arif berpendapat, game sudah dianggap kebutuhan hiburan, semacam film dan televisi. Namun, yang terpenting lagi, katanya, adalah pemakaian game yang tepat sesuai kategori umur pengguna.

"Dan pertanyaan yang tepat adalah, apakah game-game tersebut harmful juga untuk kategori umur yang tepat? Rasanya sih jawabannya tidak, karena worldwide, game-game tersebut popular. Jadi challenge-nya bagaimana memastikan masyarakat aware bahwa game itu ada kategori umurnya dan perlu dipakai sesuai kategorinya,” jelas Arif.

Anak Kesal pada Guru, Orangtua Harus Bagaimana?

Maka dari itu, ia pun mengusulkan, edukasi harusnya dimulai oleh orang tua di rumah. Ini melibatkan penngetahuan orang tua yang 'melek' dengan perkembangan media, baik game maupun yang lainnya. Bahkan, katanya, lebih mendasar kepada cara mendidik anak dan berinteraksi.

“Bagaimana memberikan reward dan punishment. Kita masih punya banyak PR dalam edukasi parenting in general,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengatakan, ada hal positif dan negatif dari game online. Menurutnya, ada studi yang menyebutkan, anak yang terbiasa main game yang sesuai umurnya, ternyata mereka pengambil keputusan yang cepat dan berani, berlatihnya dari game.

Tetapi sebaliknya, jika anak-anak memainkan permainan untuk dewasa maka bisa menimbulkan dampak negatif. Mereka akan kecanduan karena adrenalin yang terpacu dan bisa berperilaku brutal

Seperti diketahui, dikutip dalam laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id, sebanyak 15 game online dinyatakan mengandung kekerasan dan berbahaya bagi anak-anak. Game tersebut yaitu World of Warcraft, Grand Theft Auto (GTA), Call of Duty, Point Blank, Cross Fire, War Rock, Counter Strike, Mortal Combat, Future Cop, Carmageddon. Shelshock, Raising Force, Atlantica, Conflict, dan VietnamBully.

Agate Studio merupakan pengembang game lokal berbasis di Bandung. Beberapa game buatannya seperti Sengoku IXA, Upin & Ipin Demi Metromillenium, Valthirian Arc II dan Football Saga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya