Ini Harapan Siswa RI dari Eksperimen di Antariksa

Kargo Cgynus sampai dengan selamat dan aman di ISS
Sumber :
  • Twittwr/@NASA

VIVA.co.id – Dua kelompok siswa Indonesia telah berhasil mengirimkan riset eksperimen mereka di Stasiun Antariksa Internsional (ISS) pada akhir Maret lalu. 

Selamat! Siswa Indonesia Juara dan Borong Medali Internasional

terdiri dari dua tim yaitu Tim Padi dan Tim Ragi. Masing-masing tim berjumlah 10 siswa. Tim Padi merupakan gabungan dari beberapa SMA di Jakarta, Bandung, dan Jayapura, sedangkan Tim Ragi merupakan siswa SMA Unggul Del di Laguboti, Sumatera Utara. 

Untuk bisa sampai mengirimkan tersebut, kedua tim mengaku berjuang keras. Mereka harus mengikuti pelatihan di Amerika Serikat, mereka bolak-balik ke Negeri Paman Sam Tersebut. Selain waktu dan tenaga, biaya yang tak sedikit dikeluarkan agar bisa mengirimkan riset eksperimen tersebut. Biaya bahkan disokong secara ‘saweran’ dan konon menelan hingga ratusan juga rupiah.

Selamat, Alat Cek Gula Darah Murah Siswi Indonesia jadi Juara Dunia

Untuk itu, pembimbing tim siswa Indonesia meminta agar pemerintah mendukung yang telah mengirimkan eksperimen mereka di antariksa. Pendamping Tim Ragi, Mirtanina Sisyeline Bawekes meminta khusus kepada Menteri Pendidikan Dasar, Menengah dan Kebudayaan serta Menteri Pemuda dan Olah Raga untuk memperhatikan masa depan siswa Indonesia tersebut.

"Kami mengharapkan dukungan pemerintah baik dana, sebab cukup besar ya. Terus dukungan soal kelanjutan dari 20 siswa yang lakukan penelitian tersebut," kata wanita yang akrab disapa Eli itu kepada VIVA.co.id, kemarin.

Dari Indonesia untuk Dunia, Siswi RI Bikin Alat Cek Gula Darah Murah

Eli mengatakan, 20 siswa tersebut layak untuk mendapatkan penghargaan dari pemerintah. Sebab, menurutnya, keberhasilan mengirimkan riset eksperimen di ISS jelas menunjukkan potensi mereka dalam mengembangkan riset sains dan teknologi. 

Untuk itu, Eli mengharapkan, selain dukungan dana untuk riset, pemerintah hendaknya juga memberikan rekomendasi beasiswa studi untuk nanti kuliah di perguruan tinggi ternama di luar negeri yang menjadi kiblat sains, misalnya di Singapura, Amerika Serikat dan Eropa.

"Mohon di-support dalam bentuk beasiswa. Sebab kemampuan mereka di atas rata-rata terutama dalam bidang sains," ujarnya. 

Dia berpandangan, dengan apresiasi beasiswa pendidikan, maka itu bisa memacu siswa tersebut untuk lebih menghasilkan karya-karya yang lebih baik dalam dunia sains dan bagi bangsa Indonesia.

"Biar mereka tak berhenti di sini saja, agar bisa menghasilkan penelitian yang lebih bagus, lebih nyata dan dampaknya bagi bangsa," tutur Eli.

Diberitakan sebelumnya, pada akhir Maret lalu, eksperimen siswa Indonesia diluncurkan ke ISS. 

Dua eksperimen itu dibuat dalam bentuk microlab yang difungsikan untuk bisa meneliti pertumbuhan ragi dan padi dalam kondisi gravitasi nol. Eksperimen pertama disiapkan oleh tim siswa dari SMA Unggul Del di Laguboti, Sumatera Utara.

Mereka bertugas mempelajari pertumbuhan ragi (yeast) di luar angkasa. Ini merupakan eksperimen pendahuluan sebelum meluncurkan eksperimen berikutnya untuk mempelajari cara menumbuhkan tempe di antariksa.

Eksperimen kedua disiapkan oleh tim siswa gabungan dari beberapa SMA di Jakarta, Bandung, dan Jayapura untuk mempelajari pertumbuhan padi di luar angkasa. 

Perangkat microlab yang dirancang oleh para siswa SMA tersebut dilengkapi dengan kamera digital, sensor, dan  microcontroller. Dengan semua perangkat ini diharapkan eksperimen terkait pertumbuhan ragi dan padi dapat diamati dari Bumi atau di mana pun, asal terhubung dengan Internet. Mereka juga bisa mengunduh foto-foto dari microlab yang dipancarkan dari ISS ke Bumi.

Dua eksperimen siswa Indonesia itu diluncurkan melalui Cygnus cargo freighter yang 'menggendong' roket Altas 5 dari fasilitas peluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya