Ciptakan Cairan Pembasmi Hama, Siswa SMA Terbang ke Amerika

Bahtelitbang, cairan alami pembunuh hama ramah lingkungan karya siswa SMA Kudus
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Tiga siswa SMA Negeri 1 Kudus, Jawa Tengah menciptakan pembasmi hama (pestisida) alami yang ampuh membunuh hama pertanian dari cacahan daun tembakau dan kulit bawang. Cairan khusus yang diberi nama Bahtelitbang itu bahkan akan dilombakan di negeri Paman Sam, Amerika Serikat.

Dokter Indonesia Dapat Kesempatan Berkarier di Korea

Ketiga siswa tersebut yaitu Iqbal Muhammad Marysa, Rizqia Chairunnisa, dan Rafif Elang Danendra. Ketiganya berhasil membuat inovasi berupa insektisida alami ini. Menariknya, temuan keduanya selain ampuh membunuh hama juga sangat ramah lingkungan.

Nama Bahtelitbang merupakan kepanjangan dari Limbah Tembakau dan Kulit Bawang. Obat khusus hama tanaman itu menjadi cairan alternatif yang bisa dibuat oleh para petani untuk membunuh hama perusak tanaman.

Yayasan Sativa Nusantara Resmi Serahkan Policy Brief Ganja Medis

"Sebelumnya kami lakukan analisis terhadap bahan-bahannya, yakni daun tembakau dan kulit bawang. Setelah diuji coba ternyata ampuh membunuh hama," kata Iqbal di Semarang, Kamis 28 April 2016.

Dia menjelaskan, dalam ilmu pengetahuan, daun tembakau mengandung zat alkaloid nikotin. Zat tersebut sejenis neurotoksin yang ampuh sebagai racun syaraf pada serangga. Sementara itu, kulit bawang mengandung sejumlah senyawa seperti flavonoid yang bisa menghambat daya makan larva.

AS dan China Rebutan Lapak di Bulan

"Jika dipadukan kedua bahan ini menjadi bahan insektisida alami," tutur dia.

Untuk membuat cairan insektisida alami ini dibilang cukup simpel. Cacahan limbah tembakau dan kulit bawang hanya perlu dikeringkan hingga tidak mengandung air. Lalu, keduanya dicampur dan diblender hingga halus. Bubuk limbah yang sudah halus lantas dicampur cairan metanol dengan perbandingan 1:4.

"Metanol ini fungsinya sebagai pelarut. Dan metanol lebih efektif melarutkan daripada air," ujar dia.

Setelah dilarutkan, kata dia, cairan itu harus  didiamkan selama seminggu. Setelah itu, larutan didistilasi atau proses pemisahan metanol dari ekstrak bawang dan tembakau. Proses distilasi menggunakan alat laboratorium seperti cawan kaca.

"Tapi, dalam praktiknya bisa menggunakan cerek dan pipa, tapi mungkin hasilnya kurang maksimal," katanya.

Tak sengaja

Setelah jadi, cairan itu akan berwarna hitam pekat dan bisa dimasukkan dalam botol. Menariknya, cairan 1 miligram Bahtelitbang akan mampu digunakan untuk 100 mililiter air dan bisa langsung dipakai untuk menyemprot ke tanaman. Hasilnya, seluruh hama yang ada di tanaman seperti padi dan tanaman lain akan mati seketika.

Rizqia Chairunnisa menambahkan, temuan itu berawal dari ketidaksengajaan. Awalnya, mereka mendapatkan tugas pelajaran sekolah. Dari hasil diskusi terpikirlah untuk membuat insektisida alami.

"Di daerah kami kan banyak pertanian. Apalagi bahan-bahan limbah tembakau dan kulit bawang sangat melimpah," ujar siswa asal Kabupaten Kudus itu.

Perwakilan sekolah akhirnya menyertakan temuan itu dalam ajang lomba Indonesian Science Project Olimpiade (ISPO) pada Januari 2016. Hasilnya, medali emas sebagai juara satu pun didapatkan dari cairan ramah lingkungan ini.

Pada Juni 2016, Bahtelitbang akan terbang ke Amerika untuk bersaing dengan 25 negara dunia. Di negeri Paman Sam, produk tersebut akan mengikuti ajang bergengsi bernama “Genius”.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya