Pesaing Alibaba di China Juga Ada di Indonesia

Alibaba.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Usai membeli Lazada senilai US$1 miliar, Alibaba berniat menjadi e-commerce terbesar di Asia Tenggara. Meski banyak pemain e-Commerce di Indonesia, namun pesaing terberat Alibaba diperkirakan bukan dari kompetitor Lazada.

E-Commerce China Manfaatkan Momen COVID-19 untuk Perluas Pasar

Jika menilik pasar e-Commerce di negara kelahirannya, Alibaba memang telah menjadi yang terbesar. Alibaba berjaya dengan beberapa produknya seperti Tmall, Taobao, Aliexpress.

Sayangnya, untuk menggarap pasar Indonesia, Alibaba tidak percaya diri dengan produknya sendiri. Mereka memilih bermain aman dengan menggandeng e-commerce yang sudah matang.

JD.ID Belum Berencana Bikin Layanan Mirip Gopay

Dikutip dari Nikkei Asia, Senin 17 April 2016, pesaing Alibaba di China justru datang dari penyedia e-commerce berbasis direct sales online, JD.com. e-Commerce itu diklaim tumbuh lebih cepat ketimbang pesaingnya, Alibaba. Bahkan data yang dipaparkan Nikkei Asia, pada 2015, total nilai barang dan layanan yang dijual di e-retailer JD.com naik sampai 78 persen dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhannya lebih dari dua kali lipat dibandingkan bisnis B2C Alibaba yang hanya 30 persen.

Selain itu, data iResearch pernah menunjukkan, JD.com merupakan perusahaan online direct sales terbesar di China pada kuartal terakhir 2014. Pangsa pasar JD.com diketahui telah mencapai 49 persen. Sedangkan untuk layanan Marketplace, JD.com memiliki pangsa pasar 18,6 persen.

Pedagang E-Commerce Dikenai Pajak, JD.ID Patuh

Dalam urusan skala bisnis, JD.com memang masih lebih kecil dibandingkan pesaing. Total Gross Merchandising Value (GMV) Alibaba mencapai US$460 miliar sedangkan JD.com baru mencapai US$71 miliar. Namun begitu nilai perusahaan JD.com telah mencapai US$40 miliar di Nasdaq saat ini.

Kini, kedua raksasa China itu telah masuk ke pasar Indonesia. Alibaba dengan Lazada, sedangkan JD.com dengan JD.id. Menurut pengamat IT, Doni Ismanto, jika dilihat dari model jualan, masyarakat Indonesia akan lebih tertarik dengan sistem direct sales online. Hal ini, karena barang dikirim melalui gudang sendiri, pengiriman pun langsung dilakukan oleh perusahaan. Demikian juga dengan variasi produk yang terjamin keasliannya.

"Kelebihan Lazada adalah adanya 20 Hub untuk pengumpulan dan distribusi barang. Dia salah satu pemain yang berani investasi besar. Namun, meski sudah bangun sistem mendekati sempurna masih ada kejadian pesan barang A datang B a,tau fraud di pembayaran. Itulah dinamika Marketplace, variasi produknya lebih banyak, sulit untuk memonitor ribuan pedagang dalam satu platform sehingga kemungkinan untuk terjadinya penipuan, baik terkait dengan pembayaran, atau keaslian barang, lebih besar." kata Doni. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya