Kartu Sakti Jakarta yang Baru Meluncur Juli 2016

Kartu ATM
Sumber :
  • VivaNews/ Amatul Rayyani

VIVA.co.id – Divisi Jakarta Smart City mengklaim telah menyiapkan kartu 'sakti' yang bisa digunakan oleh warga Jakarta untuk apa saja. Kartu tersebut bisa digunakan untuk pembayaran layanan publik sampai kartu akses ke tempat wisata.

Hasil Audited, Laba Bersih Bank DKI Kuartal II-2022 Tumbuh 30,64%

"Rencananya Juli ini mau kita launch. Dinamakan Jakarta One Card (Jak One Card) karena bisa digunakan untuk membayar Transjakarta, tiket kereta, sampai akses masuk ke fasilitas umum," kata Head of Jakarta Smart City Management Unit, Setiaji, saat ditemui Viva.co.id di Jakarta Smart City Lounge, Kamis, 14 April 2016.

Dikatakan Setiaji, untuk sementara kartu tersebut akan diberikan kepada para penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Ke depan dia mengungkapkan tidak menutup kemungkinan jika kartu itu akan menjadi kewajiban bagi warga Jakarta untuk dimiliki.

Agus Beberkan Perbedaan Kartu Satu Jakarta dan Jakarta One

"Ke depannya, bisa jadi akan wajib karena kartu itu akan terintegrasi dengan data atau identitas warga. Dari situ kita akan bisa tahu profil warga dan juga memantau, warga ini pernah pergi ke mana saja, apa yang membuat mereka tertarik," kata Setiaji.

Kartu tersebut pada dasarnya adalah untuk pembayaran maka dari itu akan digandeng Bank DKI. Bahkan ada beberapa program yang diperuntukkan agar warga Jakarta bisa mendatangi suatu tempat tanpa harus membayar tiket.

Ahok Ingin Menilik Keuangan Warga Jakarta

"Dari situ juga bisa dilihat, berapa pengunjung per harinya di suatu tempat wisata, berapa lama mereka menghabiskan waktu," kata Setiaji.

Jakarta Smart City sendiri telah berdiri sejak 2014 lalu. Kantor yang berlokasi di salah satu sudut Balai Kota itu memiliki sekitar 70 pekerja ahli yang didatangkan lewat outsourcing. Pegawai Negeri Sipil (PNS) di divisi ini hanya berjumlah 6 orang yang sifatnya hanya mengurusi administratif.

Setelah dua tahun beroperasi, Jakarta Smart City diklaim telah menghabiskan dana sekitar Rp20 miliar. Sangat kecil dibanding dana APBD Jakarta pada tahun ini yang hampir mencapai Rp70 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya