TKDN Masih Abu-abu, Korbannya Tak Hanya Ponsel Pintar

Chipset Snapdragon buatan Qualcomm.
Sumber :
  • mofonu.com

VIVA.co.id – Qualcomm belom bisa memastikan kapan prosesor terbarunya, Snapdragon 820 hadir di Indonesia. Hal ini dikarenakan beberapa vendor smartphone terganjal regulasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

TKDN Abu-abu Jegal Ponsel Asing Unggulan Masuk ke RI

Seperti yang disampaikan Country Manager Qualcomm Indonesia, Shannedy Ong, ada sekitar tujuh merek smartphone yang belum bisa dipasarkan di Indonesia.

"Ketujuh merek itu semuanya berasal dari global, seperti Sony, Letv, LG, Samsung, Xiaomi. Semuanya sudah disematkan Snapdragon 820, namun belum masuk ke Indonesia," ujar Shannedy saat ditemui di Grand Hyatt, Singapura, Kamis malam.

TKDN Software, Hisense Siap Gandeng Pengembang Lokal

Diketahui, Snapdragon 820 ini baru ditanam di beberapa smartphone kategori flaghsip, yakni di antaranya HP Elite X3, Xiaomi Mi5, Le Eco Le Max Pro, Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge, LG G5, dan Sony Xperia X Performance.

Samsung, yang baru mendaratkan duo Galaxy terbaru di Indonesia beberapa waktu lalu, malah lebih menggunakan Exynos, ketimbang Snapdragon 820.

Qualcomm Mantap ke Pasar IoT dengan Snapdragon Wear 1100

Mengetahui beberapa mitranya mengalami kendala terhadap TKDN, Qualcomm pun menginisiasi untuk bekerja sama dengan vendor smartphone yang ada di Indonesia dan Original Design Manufacturer (ODM). Hal itu sedang dalam on going discussion. Seperti diketahui, chipset juga merupakan salah satu komponen yang termasuk hitungan dalam TKDN.

"Kami sedang on going kerja sama dengan ODM untuk membuka teknologi kami kepada mereka. Jadi, kami akan memberikan lisensi Qualcomm pada mereka, sehingga akan termasuk hitungan komponen dalam negeri," ucapnya.

Shannedy juga mengatakan, perusahaan membuka pintu selebar-lebarnya untuk merek ponsel pintar asli Indonesia untuk menyematkan prosesor Snapdragon 820 pada perangkatnya. Apabila terealisasi, merek lokal tersebut secara tidak langsung akan “naik derajatnya”.

"Itu gimana merek lokal. Tapi kalau saya boleh kasih pandangan, brand lokal itu akan naik segmen jadi lebih tinggi. Tidak hanya brand yang selalu soal murah tapi juga bisa memiliki kualitas bagus," tutur dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya