Dinosaurus Bakal Dihidupkan Lagi dari Ayam

Ilustrasi mengubah gen ayam menjadi dinosaurus
Sumber :
  • www.macedoniaonline.eu

VIVA.co.id – Para ilmuwan di Chile telah menemukan cara terbaik dalam menghidupkan kembali hewan prasejarah, yakni dinosaurus. Melalui ayam, dinosaurus memungkinkan dapat diciptakan pada zaman modern seperti saat ini.

Soal Teknologi Nyamuk Ber-Wolbachia, Ahli: Bukan Rekayasa Genetik

Ilmuwan tersebut tengah mencoba memanipulasi gen ayam modern untuk menginduksi kaki dinosaurus. Hal ini dikarenakan, nenek moyang dari burung memiliki fibula (tulang betis) berbentuk tabung membentang di pergelangan kakinya. Namun karena berevolusi, fibula pada hewan burung saat ini tersebut menjadi pendek

Fibula ialah tulang bagian luar pada kaki bagian bawah yang saat ini mengkerut jadi lebih pendek seperti burung zaman modern. Dahulu kala tercatat, burung mempunyai fibula tubular seperti yang terlihat pada kaki dinosaurus.

Eks Menteri Kesehatan Sebut Ekolog Khawatir Atas Penyabaran Nyamuk Wolbachia

Maka dari itu, para peneliti mencoba memahami kerangka ayam dengan dinosaurus. Dengan harapan, dapat mengembangkan fibula kembali untuk menciptakan dinosaurus di masa mendatang.

"Untuk sekarang, terlihat pertumbuhan (ayam tidak besar) karena terhambat pertumbuhan fibula. Hal itu terjadi, karena tampak ada pergelangan kaki atau yang disebutnya calcaneum," tulis peneliti dikutip Daily Mail, Senin, 14 Maret 2016.

Cek Fakta: Video Bayi Hasil Rekayasa Genetika

Pada burung, kerangka tersebut akan menekan ujung bawah fibula. Meskipun para peneliti sempat kebingungan, karena kerangka tersebut bisa saja satu rangkaian dengan fibula. Walau demikian, para ilmuwan tengah mencoba mengambil unsur ayam itu, yakni calcaneum dan fibula untuk diterapkan pada dinosaurus.

Daily Mail memberitakan ilmuwan mengatakan calcaneum sangat mengekspresikan gen PTHrP, yang memungkinkan pertumbuhan di ujung tulang. Dengan kaki ayam yang serupa dengan telapak kaki dinosaurus, ilmuwan tersebut memungkinkan dinosaurus terlahir kembali.

"Percobaan difokuskan pada sifat tunggal, untuk menguju hipotesis tertentu. Kita tidak hanya tahu banyak tentang perkembangan burung, tetapi juga soal transisi dinosaurus-burung yang didokumentasikan dengan baik oleh catatan fosil. Hal ini menyebabkan hipotesis itu dapat dieksplorasi di laboratorium," ucap para ilmuwan tersebut. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya