Sensasi Intip Gerhana Matahari Total Saat Pesawat Terbang

Gerhana Matahari dari balik jendela pesawat milik Air Berlin 20 Maret 2015.
Sumber :
  • www.space.com

VIVA.co.id – Banyak pihak yang sudah siap untuk menikmati detik-detik Gerhana Matahari Total (GMT). Ada yang bersiap menyaksikan GMT melalui daratan dan pantai, ada juga yang siap menyaksikan fenomena alam langka itu di tengah laut.

Gerhana Matahari Total Muncul Lagi Tahun Depan

Momen langka itu juga memungkinkan untuk dinikmati bersamaan saat terbang menumpang pesawat. Cara menikmati gerhana dari balik jendela pesawat itu bukan hal baru.

Pada saat munculnya GMT 20 Maret 2015 di Eropa, Afrika bagian Utara dan Asia, para peneliti, pengamat dan penjelajah gerhana sudah menikmati gerhana langka dari balik jendela pesawat terbang.

Takbir dan Haru Saat Gerhana Matahari Total

Hampir setahun lalu, pengamat terbang dalam dua pesawat khusus Airbus A320-200 dan Boeing 737-200 milik Air Berlin, yang disewa khusus untuk menuju langit antara Laut Norwegia Samudera Atlantik Utara, sekitar Norwegia dan Islandia. Area itu tercatat sekitar 320 kilometer utara barat laut daratan Skotlandia. Lokasi ini dianggap sebagai titik yang bagus untuk menyaksikan fenomena langka itu.

Soal kondisi dan sensasi menikmati GMT dari balik jendela pesawat, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin mengatakan kondisinya sama seperti yang ada di daratan, lingkungan akan gelap.

Gerhana Matahari, Malaysia 'Rayakan' dengan Telur Berdiri

"Gelap GMT tak segelap (saat) malam. Saat malam pun pesawat bisa terbang, apalagi sekadar gelap GMT," ujar dia kepada VIVA.co.id, Kamis 3 Maret 2016.

Dia mengatakan penumpang atau pesawat yang mengamati gerhana di balik jendela pesawat, akan merasakan kondisi yang sama dengan pengamat di bumi.

"Sama seperti yang di bumi (daratan). Kalau terkena bayangan inti (umbra) akan melihat gerhana total. Kalau terkena bayangan sekunder (penumbra) akan melihat gerhana sebagian," jelas dia.

Doktor astronomi lulusan Kyoto University, Jepang itu mengatakan pesawat yang melalui jalur GMT tidak akan mengalami gangguan. Malah penumpang bisa menikmati sensasi berbeda dengan mengamatinya di balik jendela pesawat.

"Tidak berdampak," kata dia.

Khusus untuk GMT yang melewati Indonesia, Thomas mengatakan pesawat yang melalui jalur GMT akan punya kesempatan menarik.

"Bahkan penumpang pesawat di sisi timur bisa melihat GMT lebih leluasa kalau sedang terbang di atas awan," ujarnya.

Tercatat, ada 12 provinsi di Indonesia yang dapat menyaksikan seluruh fenomena langka ini. Wilayah tersebut yaitu, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
 
Tujuh kota yang dilewati GMT adalah Bengkulu, Palembang, Samarinda, Palu, Tanjung Pandan, Pangkalan Bun, dan Ternate.
 
Selain itu, sejumlah daerah lain di Indonesia juga bisa menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian (GMS), antara lain Padang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Pontianak, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Kupang, Manado, dan Ambon.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya