Perjalanan ke Mars Diyakini Bisa Ditempuh dalam '30 Menit'

Planet Mars
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Ambisi membuat misi ke Planet Mars secepat mungkin tengah diwujudkan. Jika pekan lalu profesor fisika University California Santa Barbara, Amerika Serikat, Philip Lubin menawarkan perjalanan ke Mars bisa ditembuh dalam tiga hari, kini ia malah makin berani. Lubin mengatakan perjalanan ke Mars bisa ditempuh dalam waktu setengah jam dari Bumi.

Ini Rute Koloni Manusia ke Mars Versi Elon Musk

Dikutip dari Daily Mail, Senin 29 Februari 2016, Lubin menjelaskan kemungkinan bisa mencapai ke Mars hanya dalam waktu setengah jam yaitu berkat tenaga laser super yang secara ekstrem mendorong pesawat tak berawak yang sangat tipis.

Lubin mengklaim dengan menembakkan laser kuat tersebut di antariksa, maka akan melahirkan akselerasi tanpa gesekan di ruang angkasa. Sistem ini disebutkan bisa mencapai lebih dari seperempat kecepatan cahaya hanya dalam hitungan menit.

Misi ke Mars, NASA Dibantu Negara Arab

Dia mencontohkan, sistem Directed Energy System for Targeting of Asteroids and Exploration (DE-STAR 4) versi penuh nantinya akan mendorong pesawat antariksa super tipis dengan satu meter layar mencapai 26 persen kecepatan cahaya dalam 10 menit saja.

"Berarti sistem itu akan mencapai Mars dalam 30 menit, melampaui Voyager 1 (pesawat antariksa) yang kurang dari tiga hari, melewati 1000 astronimical unit dalam 12 hari dan mencapai Alpha Centauri (4,4 tahun cahaya) dalam 15 tahun," kata dia.

FOTO: Planet Mars Posisi Paling Dekat dari Bumi

Dengan profil kecepatan tersebut, maka pesawat antariksa akan bisa berjalan ke antariksa dengan kecepatan sekitar 174,3 juta mil per jam.

Meski terdengar sangat spektakuler, tapi ada beberapa celah dalam rencana Lubin tersebut. Kelemahan itu di antaranya bagaimana pesawat yang melesat cepat itu melambat sebelum mendarat di sekitar Mars. Problem lainnya adalah keberadaan sampah antariksa. Tapi menanggapi hal ini, Lubin mengaatakan akumulasi debu antarplanet tidak akan mempengaruhi kecepatan pesawat.

"Teknologi ini bukan fiksi ilmiah. Telah ada perubahan," tegas Lubin yang saat ini menahkodai program Energy Interstellar Precursors (Deep-In).

Diketahui program ini bertujuan untuk melahirkan sistem yang bisa membawa pesawat antariksa mampu mencapai kecepatan yang relativistik dan bepergian ke bintang terdekat.

"Kita tahu untuk mencapatkan kecepatan yang relativistik di laboratorium ini, kami semua melakukan sepanjang waktu," kata Lubin dalam simposium National Innovative Advanced Concepts (Niac) Badan Antariksa Amerika Serikat.

Pekan lalu, Lubin menawarkan gagasan sistem laser yang bisa menempu perjalanan ke Planet Mars hanya kurang dari tiga hari. Saat itu ia mengatakan, partikel cahaya memiliki energi dan momentum saat memantul pada sebuah objek. Disebutkan momentum bisa tercipta saat pantulan masih dalam dorongan yang kecil, tapi begitu besar nanti akan merefleksikan pada layar. Skema ini memungkinkan menghasilkan momentum besar yang secara gradual mengakselerasi pesawat antariksa.

Memang, tim Lubin belum mencoba sistem mereka. Tapi kalkulasi mereka menunjukkan pendorong foton bisa mengirimkan pesawat robotik 100 kilogram ke Mars dalam waktu tiga hari.

Sedangkan untuk pesawat ruang angkasa yang besar, misalnya pesawat berawak, diperkirakan butuh waktu sekitar sebulan, atau seperlima waktu yang dibutuhkan roket paling super di dunia, Space Launch System (SLS).

Lubin menjelaskan, dalam waktu 10 menit SLS meluncur untuk sampai ke orbit, sistem pendorong fotonnya bisa membawa pesawat ruang angkasa setara dengan 30 persen kecepatan cahaya.

Dikatakan Lubin, benefit nyata dari pendorong foton ini adalah jarak yang sangat jauh dari misi ruang angkasa. Diketahui, pesawat ruang angkasa selama ini butuh waktu untuk mencapai kecepatan tertentu sebelum akhirnya nanti membawa awak ke luar bumi.

Lubin menegaskan karena ini masih dalam penyelidikan, sejatinya sistem pendorong laser ini tak dirancang untuk mengiriman manusia ke jarak interstellar, yang sangat jauh di luar Tata Surya.

"Faktor manusia menjelajahi bintang terdekat dan planet luar Tata Surya akan menjadi perjalanan yang mendalam bagi umat manusia. Ini adalah waktu untuk memulai perjalanan tak terelakkan di luar rumah kita (Bumi)," jelas dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya