Ada Rumput Bisa Bikin Kondom Setipis Rambut Manusia

Sumber :
  • www.eurekalert.org/AIBN University of Queensland

VIVA.co.id – Tim peneliti dari University of Queensland, Australia, telah menemukan terobosan untuk menciptakan kondom yang sangat tipis hingga setipis rambut manusia. Namun diyakini tetap kuat.

Demi Atletnya, Australia Ciptakan Kondom Anti Virus Zika

Terobosan itu melibatkan penggunaan serat rumput spinifex asli dari Australia. Peneliti mengatakan serat rumput tersebut bisa dipakai untuk meningkatkan lateks sehingga membuat kondom bisa setipis rambut manusia tanpa harus kehilangan kekuatan bahan kondom.

Dikutip dari Eurekalert, Rabu 10 Februari 2016, melalu serat rumput tersebut, peneliti mengembangkan metode mengekstrak selulosa nano dari rumput yang bisa digunakan sebagai bahan tambahan dalam produksi lateks itu. Material selulosa nano rumput spinifex ini dikatakan secara signifikan meningkatkan properti fisik lateks.

Penyebar Kondom dan Brosur Gay di Depok Diduga Waria

"Hal luar biasa dari selulosa nano kami yaitu ini bahan tambahan nano yang fleksibel, sehingga kita bisa membuat membran lebih tipis dan lebih kuat yang luwes dan fleksibel," kata Darren Martin, profesor Australian Institute for Bioengineering and Nanotechnology (AIBN) University of Queensland.

Dalam penelitian, rata-rata kinerja bahan serat rumput tersebut bisa meningkatkan tekanan kondom hingga 20 persen dan volumenya 40 persen dibanding dengan sampel kendali lateks komersial.

Sensasi Bercinta dengan Kontrasepsi Menyala dalam Gelap

"Dengan sedikit perbaikan, kami pikir kita dapat merekayasa ketipisan kondom lateks hingga 30 persen dan akan melampaui standar, serta bisa dipakai dalam membuat perangkat bisa lebih tipis," kata Martin.

Selain soal kekuatan dan ketipisan kondom lateks, inovasi bahan ini bisa menjadi potensi yang menggiurkan bagi perusahaan pembuat kondom. Bahan yang tipis, disebutkan, bisa membuat biaya produksi kondom makin efisien.

"Dibanding melihat peningkatan kekuatan (kondom), perusahaan akan bisa menuju pasar (kondom) tertipis, mungkin menangkal pencegahan penyakit yang lebih canggih," kata dia.

Penyakit yang dimaksud misalnya perlawanan terhadap penyebaran HIV dan AIDS.

Diketahui, serat rumput spinifex telah lama dipakai sebagai bahan tambahan oleh penduduk asli di Australia. Martin mengatakan getah spinifex itu dipakai penduduk lokal secara tradisional untuk memasangkan kepala tombak ke poros kayu mereka.

Penggunaan bahan rumput spinifex itu juga akan membuat efisiensi pada industri di wilayah Australia. Doktor dari AIBN, Nasim Amiralian mengatakan selulosa nano tersebut bisa mengubah spinifex dengan menggunakan metode kimia efisien.

"Kami sangat tertarik prospek komersialisasi teknologi untuk memberikan industri yang sama sekali baru untuk wilayah Australia," kata dia.

Dalam mengelola serat rumput spinifex tersebut, peneliti tersebut menjalin kerja sama dengan pemilik lahan tradisional Arbogigin di area Camooweal di barat laut Quennsland dan Indjalandji-Dhidhanu People.  

Untuk mengatur pengelolaan tersebut, University of Queensland dan Dugalunji Aboriginal Corporation telah menandatangani perjanjian untuk membuat pemilik tradisional Aborigin lebih mengetahui penggunaan rumput spinifex. Perjanjian itu juga memuat ketentuan untuk memastikan pemilik tradisional itu akan memiliki kesetaraan dalam proses komersialisasi teknologi selulosa nano tersebut. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya