Indonesia Go Nuklir Tergantung Presiden Jokowi

Inti nuklir di dalam kolam reaktor riset nuklir Batan
Sumber :
  • BNPT

VIVA.co.id - Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto, menegaskan institusinya siap membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nukril (PLTN). Soal itu, tinggal menunggu keputusan Presiden Joko Widodo.

"Kita sudah 40 tahun mempersiapkan diri tapi belum ada keputusan apapun. Makanya saya katakan Batan siap lho kalau go nuklir atau tidak go nuklir," jelas Djarot, usai bertemu Presiden Jokowi, di Istana Negara, Jakarta, Selasa 11 Januari 2016.

Namun, hingga kini belum ada keputusan apa pun terkait itu. Presiden menginginkan, semua dipersiapkan segala sesuatunya.

Djarot mengingatkan, Vietnam yang sebelumnya berada di belakang Indonesia, kini sudah melakukan kontrak dengan Jepang dan Rusia.

Tetapi kondisi ini juga, membuat para peneliti di Batan menjadi tidak bersemangat apakah ada keinginan pemerintah untuk mengembangkan listrik bertenaga nuklir ini.

"Para peneliti kita juga jadi maju mundur, tidak termotivasi, ini beneran atau tidak sih," katanya.

Sebagai lembaga yang berada langsung di bawah Presiden, dengan koordinasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Djarot mengatakan institusinya patuh pada putusan Presiden.

Apa pun yang diputuskan Presiden akan diikuti. Namun dia mengingatkan, untuk membangun PLTN butuh waktu 7 hingga 10 tahun.

"Tapi sekali lagi Batan dalam posisi technical supporting organization. Jadi ketika Pak Jokowi mengatakan ya atau tidak, itu kita ikuti saja," katanya.

Kapal yang Kandas di Riau Dipastikan Tidak Bawa Nuklir
Gerhana Matahari Total

Nuklir Bisa Gantikan Listrik Saat Gerhana Matahari Total

GMT bisa berdampak pada pasokan listrik tenaga matahari.

img_title
VIVA.co.id
8 Maret 2016