Sempalan Anonymous Ini Juga Perangi ISIS di Internet

Kelompok Ghost Security Group
Sumber :
  • www.bbc.com

VIVA.co.id - Perang siber terhadap kelompok ISIS telah dilancarkan oleh kelompok peretas Anonymous. Dalam melancarkan serangannya, kelompok peretas ini menggunakan strategi taktis, menggempur dan melumpuhkan ribuan akun jejaring sosial Twitter dan website ISIS di dunia maya.

Namun ternyata selain Anonymous, juga ada kelompok online kecil yang mengklaim ikut memerangi kelompok ekstrimis tersebut. Kelompok kecil ini menyebut diri mereka, Ghost Security Group. Dalam operasinya, kelompok ini menempuh strategi yang berbeda dari Anonymous.

Kelompok Ghost Security Group memilih strategi senyap dan rahasia untuk menggempur kelompok teroris di dunia maya. Dibanding meretas akun jejaring sosial yang dilakukan Anonymous, mereka lebih memilih untuk memata-matai akun jejaring sosial kelompok teroris dan kemudian menyadap informasi mereka.

Dikutip dari BBC, Senin 23 November 2015, Ghost Security Group mengaku beroperasi dengan memantau akun Twitter yang diduga milik ISIS dan kemudian menginfiltrasi pesan ke akun mereka untuk menemukan informasi berharga. Kemudian informasi ini diteruskan ke penegak hukum.

"Kami akan lebih baik dalam mencegah serangan dibanding melumpuhkan situs mereka," kata direktur eksekutif Ghost Security Group yang meminta namanya ditulis secara anonim.

Direktur tersebut mengklaim cara yang mereka tempuh lebih efektif dibanding strategi serangan Distributed Denial of Service (DDos) yang dilancarkan kelompok Anonymous. Serangan DDos dilancarkan dengan membanjiri trafik ke sebuah situs sampai lumpuh.

Kelompok online kecil ini mengklaim selama ini siasat yang mereka pilih cukup efektif menggagalkan serangan teroris. Cerita sukses mereka yakni menggagalkan serangan teroris di pulau Djerba, Tunisia. Serangan ini sebutkan merupakan salah satu target ISIS pada Juli lalu. Kelompok ini menyebutkan sangat sudah untuk menggagagalkan sebuah serangan teroris.

Ghost Security Group mengaku dalam operasinya mereka punya relawan yang tinggal di seluruh dunia, meliputi Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah dan lainnya. Relawan mereka juga disebutkan di antaranya ahli bahasa, dan orang yang familiar dengan teknik pengumpulan intelijen.

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS

Sempalan Anonymous

Usut punya usut, ternyata Ghost Security Group merupakan sempalan dari Anonymous. Dulu kelompok ini bersama-sama Anonymous menyerang teroris di internet. Tapi kelompok kecil itu memutuskan memisahkan diri dari Anonymous karena kecewa dengan siasat kelompok peretas itu yang dianggap terlalu sederhana alias tak canggih.

Ghost Security Group 'bercerai' dari Anonyous usai serangan Charlie Hebdo pada Januari tahun ini. Setelah aksi serangan kelompok peretas ini, Ghost Security Group memutuskan untuk keluar dari operasi yang digalang Anonymous.

"Mereka (Anonymous) tidak memiliki pengalaman kontraterorisme apa pun. Kami merasa tak cukup melakukan seperti ini, serangan Charlie Hebdo membuat jelas bahwa ISIS tidak hanya terbatas di Timur Tengah," ujar sang direktur tersebut.

Direktur itu mengatakan dengan 'bercerai' dari Anonymous, membuat mereka lebih leluasa bekerja sama dengan penegak hukum negara, khususnya Amerika Serikat. Sebagaimana diketahui, Anonymous punya hubungan buruk dengan otoritas pemerintah dan penegak hukum. Sebab, di masa lalu Anonymous telah menargetkan instansi pemerintah AS.

Nah dengan melepaskan diri dari Anonymous, Ghost Security Group bisa dengan leluasa berkoordinasi dengan pemerintah AS. Menurut kelompok ini, penting sekali bisa menjalin kerja sama dengan penegak hukum.

"Kami memiliki data. Tapi kami tak bisa melakukan apa-apa dengan data itu kecuali kita bekerja sama dengan pemerintah AS. Mereka (pemerintah AS) punya senjata dan tentara, mereka bisa menganggu operasi teroris," kata sang direktur.

Sebaliknya Anonymous menganggap klaim Ghost Security Group terlalu berlebihan. Anonymous menuduh kelompok kecil itu justru ingin menjilat pemerintah AS. Anonymous mengklaim serangan peretasan mereka berhasil mengacaukan rekrutmen teroris.

"Peretasan kami menghentikan pembicaraan mereka, menghentikan mereka merekrut anak muda," kata perwakilan Anonymous.

Sementara Michael Smith, Kepala Operasi Kronos Advisory, perusahaan konsultan keamanan mengatakan meski praktik Ghost Security Group masuk dalam area 'abu-abu hukum' di banyak negara, tapi menurutnya siasat mereka lebih baik dibanding strategi Anonymous yang dianggap ilegal di sebagian besar negara dunia.

Direktur Ghost Security Group meminta kepada semua orang untuk melaporkan aktivitas online yang mencurigakan melalui website mereka.

"Kami sedang berusaha mengidentifikasi akun media sosial yang mungkin terlibat dalam komunikasi tentang serangan (teror). Kami berharapĀ  menemukan itu sebelum terjadi," kata sang direktur.

Militer Mesir Klaim Tewaskan Pentolan ISIS di Sinai
Polisi Antiteror Kanada.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Tersangka bernama Aaron Driver dan ia bertindak tunggal.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016