Ada Sungai yang Bernapas Seperti Manusia

Sungai Amazon dari luar angkasa
Sumber :
  • NASA

VIVA.co.id - Peneliti telah menemukan ada sungai yang berperilaku mirip manusia. Tim peneliti Universitas of Glasgow, Swedia menemukan ada sungai yang bisa bernapas seperti pola pada manusia.

Hal ini setelah peneliti melakukan penelitian pada dua sungai di Skotlandia dan empat sungai di Amazon di wilayah Peru.

Peneliti mengatakan sungai itu merilis karbon dioksida lebih banyak saat mengalir deras. Pola ini sama dengan yang dilakukan manusia. Pada saat bekerja keras, paru-paru manusia merilis gas karbon dioksida yang lebih banyak dibanding saat manusia istirahat. Pola itu sama ditemukan pada sungai tersebut.

Dikutip dari Phys.org, Kamis 19 November 2015, dalam studinya, meneliti ingin memahami bagaimana siklus karbon. Sebab memahami hal ini akan penting untuk menentukan dampak aktivitas manusia dalam iklim dunia. Tapi peran sungai dalam merilis karbon ke atmosfer kurang mendapat perhatian peneliti selama ini dibanding dampak karbon yang dirilis di lautan dan samudera.

Nah dalam penelitiannya, dua peneliti universitas, yaitu Hazel Long danĀ  Leena Vihermaa, menggunakan detektor gas inframerah untuk menghitung jumlah karbon dioksida yang dirilis oleh sungai pada masing-masing lokasi tersebut. Peneliti mengukur aliran air dalam secara terpisah pada bagian sungai saat dilewati detektor tersebut.

Long mengatakan dalam pengukuran, tim menemukan bahwa karbon diserap ke saluran air melalui berbagai sumber termasuk tanah, pembusukan bahan organik yang terbawa sungai dari darat ke laut.

Dan peneliti menemukan karbon yang dilepaskan ke atmosfer sepanjang saluran itu berubah dalam jumlah yang sangat signifikan.

"Ada dua triliun kilogram karbon setiap tahun," kata Hazel.

Peneliti menganalisa, banyaknya pelepasan karbon itu tak lepas dari kecepatan air di sungai. Meski pengukuran karbon terpisah dalam jarak ribuan mil, namun hasilnya menunjukkan hasil yang sama.

"Kami menemukan semakin cepat air bergerak, semakin banyak karbon yang dirilis," ujarnya.

Hasil studi itu pun disambut positif oleh peneliti. Susan Waldron, profesor biokimia Sekolah Ilmu Bumi dan Geografi Universitas Glasgow mengatakan pemahaman silklus karbon itu akan sangat penting dalam memahami perubahan masa depan yang disebabkan pemanasan global.

"Kami membuat data ini tersedia, jadi siapa pun yang berkepentingan dengan topik siklus karbon bisa menggunakan temuan kami," kata Waldron yang juga terlibat dalam penelitian tersebut.

Daat penelitian itu telah tersedia di Environmental Information Data Centre at the Centre for Ecology and Hydrology. Studi ini telah dipublikasikan di Journal of Geophysical Research: Biogeosciences.

Begini Rupa Api Jenis Baru
Bunga matahari

VIDEO: Kenapa Bunga Matahari Mengikuti Gerak Sang Surya?

Bunga matahari muda selalu menghadap ke timur saat pagi hari.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016