Arca Ganesha Abad 14 Ditemukan di Lahan Warga Malang

Arca Ganesha Abad 14 Ditemukan di Lahan Warga Malang
Sumber :
  • VIVA.co.id/D.A. Pitaloka
VIVA.co.id - Arca ganesha dan kepala naga ditemukan di lahan galian batu bata di Dusun Sekarputih, Desa Mendalan Wangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Ada Ritual Mayat Berjalan di Museum Kematian Surabaya

Arca itu ditemukan bersama fragmen arca lain, seperti patahan lingga dan banyak batu bata berukuran besar yang diduga sebagai dinding candi zaman Majapahit di abad 14. Warga setempat enggan memindahkan arca ganesha ke tempat lain karena khawatir terkena tuah buruk.
Penggalian Lokasi Situs Majapahit Dinilai Langgar UU

Arca ganesha ditemukan dalam kondisi baik dengan posisi duduk, lengkap dengan empat tangan, masing-masing dua tangan di belakang dan di depan. Tingginya 43 centimeter, lebar 25 centimeter, dan tebal 19 centimeter. Arca yang terbuat dari batuan padas itu hanya rusak pada bagian belalai dan tangan bagian kiri depan.
Patung Sepasang Kekasih Masa Majapahit Ditemukan Warga

“Kami menduga bagian tangan kiri depan itu membawa mangkok sebagai tempat belalai Ganesha. Secara umum kondisinya bagus,” kata arkeolog pada Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono, pada Jumat 6 November 2015.

Tempat suci

Selain ganesha, ada pula fragmen arca kepala naga yang terbuat dari tanah liat bakar atau terakota yang diduga sebagai bagian dari pintu masuk candi. Kepala naga diduga sebagai pengganti makara atau mahluk penjaga pintu masuk candi, di masa Majapahit.

“Saya menduga ini adalah kompleks candi desa di zaman Majapahit. Sebab kitab Pararaton sempat menyebut tempat suci dengan banyak burung sebagai Rabut Katu atau Bukit Suci. Desa ini berada di bukit Katu, dan kata Mendalaan berarti lingkaran suci. Bisa jadi lokasi ini adalah tempat suci yang ada dalam kitab Pararaton,” kata Cahyono.

Bagian yang telah tergali diduga adalah bagian belakang candi. Dari fragmen berbagai batu yang ada, diduga masih ada bangunan candi induk dengan dewa utama Siwa, dan candi perwira serta patirtan. Ganesha adalah anak Siwa. Fragmen Lingga adalah perlambang Siwa.

“Bisa jadi ada banyak arca lain yang belum ditemukan karena ini adalah candi Hindu sekte Siwa, misalnya Yoni, pecahan lingga, Durga, Agastya atau Siwa Mahaguru, Arca Mahakala dan Nandiswara," katanya.

Dimensi besar

Candi itu, Cahyono, memperkirakan menghadap ke timur dengan orientasi ke barat dengan Ganesha ditempatkan di belakang. “Ini rekontruksi kami, melihat ada banyak batu bata dimensi besar yang berserak di sini."

"Saya juga merekomendasikan ganesha untuk disimpan di tempat yang lebih aman sampai ada tindak lanjut dari pemerintah, tetapi warga di sini masih kawatir jika memindah arca. Dulu pernah diamankan di rumah Pak Lurah tapi kemudian dikembalikan lagi,” katanya.

Arca Ganesha tampak diberi sesaji berupa kopi, aneka bunga, dan jajanan pasar. Terdapat garis polisi yang mengelilingi arca itu. Warga juga bergantian menjaga arca itu bersama aparat Kepolisian dan Koramil setempat.

Kepala Desa Mendalan, Wangi Sahroni, mengatakan bahwa arca ditemukan pada 30 Oktober 2015. Dia berencana melakukan penggalian mencari fragmen candi yang lain sambil berkomunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Malang.

“Sementara arca masih diletakkan di sini sampai ditemukan kesepakatan antara tokoh masyarakat di sini,” katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya