Sumber :
- Antara/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id
- Pekan lalu, industri telekomunikasi Indonesia digemparkan kerjasama tiga operator seluler dengan Google dalam memanfaatkan balon untuk memperluas akses internet. Padahal, selama ini, Google berperan sebagai pemain
Over-the-Top
(OTT) yang seringkali meraup untung dari operator telekomunikasi.
Kerjasama antara Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat itu disaksikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara. Direncanakan, ribuan balon internet Google akan mengudara di wilayah Indonesia pada 2016 nanti.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Kata Google Soal Hapus Palestina dari Maps
Baca Juga :
Apa Kabar Balon Internet Google untuk Indonesia?
Baca Juga :
Brutal, Manajer Google Diperkosa Lalu Dibunuh
Kerjasama antara Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat itu disaksikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara. Direncanakan, ribuan balon internet Google akan mengudara di wilayah Indonesia pada 2016 nanti.
Meski telah sepakat untuk berkolaborasi memperluas layanan akses internet, khususnya di wilayah terpencil, ternyata Rudiantara belum mengetahui betul skema bisnis yang nanti diterapkan oleh Google untuk Project Loon tersebut.
"Kita belum menetapkan teknologi apapun karena kita belum tahu bisnis modelnya. Saya belum tahu, (project) loon (Google) bisnis modelnya seperti apa, ongkosnya berapa, implikasi kepada masyarakatnya bagaimana," ujar Rudiantara ditemui di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa, 3 November 2015.
Pria yang sering disapa akrab Chief RA ini menjelaskan bahwa dia bersama ketiga operator tersebut hanya sepakat soal ujicoba penerapan balon internet di wilayah terpencil Indonesia.
"Kita masalah teknis saja. Siapa yang bilang sudah? Tiga operator itu technical testing, itu saja. Bisnis modelnya belum ada," ungkapnya.
Diketahui, Project Loon mengklaim dapat memberikan jangkauan akses internet hingga 100 juta penduduk di Indonesia nantinya. Akses tersebut berasal dari balon yang mengudara di atas ketinggian 20 kilometer dengan rentang jarak antarbalon mencapai 100 kilometer.
Mengenai kecepatan internetnya, Project Loon yang berperan sebagai menara Base Tranceiver Station (BTS) di udara ini bisa memberikan kecepatan 10 Mbps atau hanya 1 Mbps di bawah kecepatan rata-rata internet di Amerika Serikat. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Meski telah sepakat untuk berkolaborasi memperluas layanan akses internet, khususnya di wilayah terpencil, ternyata Rudiantara belum mengetahui betul skema bisnis yang nanti diterapkan oleh Google untuk Project Loon tersebut.
