Siap Dibangun, 'Kota Hantu' Senilai Rp13,8 Triliun

Kota hantu Pegasus
Sumber :
  • www.dailymail.co.uk/Perkins+Will

VIVA.co.id - Perusahaan teknologi dan telekomunikasi, Pegasus Global Holdings punya ambisi besar untuk menciptakan Bukan tanpa alasan Pegasus ingin membangun yang dinamakan Center for Innovation, Testing, and Evaluation (CITE) tersebut.

Teknologi Baru yang Bikin Telemarketer Tak Cerewet Lagi

Kota hantu ini akan menjadi pusat pengembangan penelitian dalam bidang transportasi, konstruksi, komunikasi hingga soal keamanan.

Kota CITE itu akan diposisikan sebagai pusat penelitian dan pengembangan teknologi. Disebut sebagai "kota hantu" karena kota ini akan dibangun di wilayah yang sepi dan tanpa ditinggali manusia.

CITE direncanakan dibangun di gurun New Mexico, negara bagian AS. Untuk membangun kota hantu seluas 15 mil persegi tersebut, Pegasus siap menggelontorkan dana US$1 miliar (Rp13,8 triliun).

Dikutip dari Daily Mail, Kamis 8 Oktober 2015, konstruksi CITE akan dimulai sebentar lagi dan akan dibuka pada awal 2018.

Dengan luas 15 mil persegi itu, kota CITE setidaknya memuat 35 ribu orang. Kota hantu itu akan dikelilingi oleh pusat bisnis dan perumahan bertingkat. Tapi, perusahaan menegaskan pada kota ini tidak akan pernah ditinggali manusia.

Sebagai pusat teknologi, Pegasus mengatakan akan menempatkan CITE untuk menguji inovasi, misalnya kendaraan tanpa pengemudi sampai rumah tahan bencana. Kota hantu ini dirancang bebas dari manusia, serta bebas risiko lingkungan.

"Visi kota ini adalah lingkungan dengan produk, layanan, dan teknologi baru yang bisa ditunjukkan serta diuji tanpa mengganggu kehidupan sehari-hari," ujar Robert Brumley, direktur pengelola Pegasus.

Sementara itu, perancang kota Future Cities Lab, di San Francisco, Nataly Gattegno, mengatakan, "kota hantu" ini akan mempercepat pengujian sampai menyelesaikan produk.

"Kota ini terlihat seperti simulasi dan evaluasi cepat serta memungkinkan kita untuk melakukan pengujian sangat cepat," ujar Gattegno.

Brumley mengatakan, "kota hantu" CITE tidak akan menjadi seperti Silicon Valley, yang merupakan markas perusahaan teknologi swasta dan publik yang menelurkan inovasi.

Gagasan Pegasus itu mendapat perhatian dari profesor Kota Masa Depan Oxford Programme, Steve Rayner.

Menurut Rayner, ide mengembangkan sistem teknik sosial kompleks tanpa melibatkan orang bisa menyesatkan. Sebab, kata dia, nyatanya orang sering berinteraksi dengan bahan dan perangkat.

"Ada banyak laporan orang yang mengalahkan perangkat hemat energi di gedung-gedung, karena mereka ingin udara segar serta pintu terbuka," kata dia.

Sementara itu, dalam situsnya, Pegasus yakin gagasan yang dikembangkan tidak akan menemui kendala. Perusahaan teknologi itu punya modal, yaitu telah menjadi "langganan" pemerintah AS.

VIDEO: Area 404, Laboratorium Terlarang untuk Bos Facebook

Pegasus mengatakan telah mengembangkan teknologi bagi pemerintah negeri adidaya itu selama 10 tahun terakhir. Pegasus juga mengklaim telah menjadi pemimpin telekomunikasi di Amerika Utara dan Eropa.

"Pegasus juga merupakan vendor utama resmi pemerintah AS dan produsen pertahanan serta teknologi pemerintah AS," tulis perusahaan dalam situsnya. (art)

Peneliti menunjukkan baterai berbasis vitamin

Unik, Baterai Berenergi Vitamin

Peneliti menciptakan materi vitamin B2 dari jamur.

img_title
VIVA.co.id
5 Agustus 2016