Smartfren Gandeng Perusahaan Israel

Smartfren Andromax bisa untuk selfie
Sumber :
  • Vivanews/AgusTH

VIVA.co.id - Dalam sebuah rilis yang disebar di beberapa media global, Smartfren diklaim menggandeng perusahaan marketing mobile bernama Celltick. Ditelusuri, perusahaan tersebut pernah bikin heboh di Indonesia, karena selain berpusat di Israel, Celltick juga menciptakan popscreen yang dianggap sebagai media sedot pulsa.

Dilansir melalui PR Web, Jumat, 25 September 2015, pengumuman ini dilayangkan oleh Celltick yang mengatakan telah resmi mendapat persetujuan Smartfren Telekom untuk menyediakan layar Android yang bisa dikostumisasi. Aplikasi ini diperuntukkan bagi 12 juta pengguna Smartfren Android.

"Dengan kerja sama ini, Smartfren akan menyediakan akses cepat ke aplikasi favorit atau yang sering digunakan, termasuk juga penawaran spesial melalui versi kostumisasi Start Celltick yang akan di-preload ke dalam perangkat Android Smartfren. Pengguna Smartfren akan bisa men-download promosi melalui SMS broadcast, website smatfren, atau aplikasi MySmartfren," tulis pengumuman itu.

Rilis tersebut menyebutkan, kunci dari teknologi yang diperkenalkan Start, yaitu memiliki mesin yang menggunakan teknik big data dan metologi filtering untuk menghadirkan konten yang relevan dengan pengguna. Dengan cara ini, diklaim akan secara efektif bisa menggaet pelanggan mereka dan juga cara yang baru untuk menargetkan pelanggan.

"Kami berkomitmen memberikan teknologi yang memberi nilai tambah dalam gaya hidup mobile pengguna, seiring dengan kenyamanan dan kemudahan penggunaannya," ujar Head of Service Smartfren Telecom, Hermansyah, dalam rilis tersebut.

Google: Pengguna Android Aman dari Quadrooter

"Bekerja sama dengan Celltick akan membuat kami bisa menghadirkan layanan lokal dan sesuai target, untuk bisa membangun loyalitas dan menghadirkan nilai bagi jutaan pelanggan kami," tuturnya.

Disebutkan, aplikasi kostumisasi layar yang bernama Start itu telah memiliki ratusan theme, plugin, stiker, dan games. Start diklaim telah diadopsi oleh banyak operator di dunia, perusahaan pembuat komponen (OEM) dan perusahaan media yang mendistribusikan lebih dari 100 juta perangkat di seluruh dunia.

Pada 2014, Celltick menghidupi miliaran transaksi mobile commerce untuk perangkat fisik maupun virtual, melayani lebih dari 150 juta pengguna aktif di 25 negara.

Di Indonesia, Celltick bukan nama baru dalam dunia telekomunikasi dan mobile konten. Perusahaan ini kabarnya berbasis di Israel dan pernah membuat geger dunia mobile konten di Indonesia dengan model bisnis popscreen.

Nyaris Semiliar Ponsel Android Terancam Malware Baru

Dalam rilis tersebut, Celltick memberikan nomor kontak dengan kode negara +972, yang merupakan kode negara Israel. Nama kontak dalam rilis tersebut yaitu Shirit Flider.

Hampir empat tahun lalu, tepatnya Oktober 2011, mobile konten di Indonesia mengalami Black October akibat kasus sedot pulsa. Modus penyedotan ini melibatkan operator dan penyedia konten.

Celltick merupakan perusahaan penyedia popscreen yang bekerja sama dengan Telkomsel, melalui bendera PT Lintas Inti Makmur sebagai penyedia konten. Platform popscreen saat itu tertanam dalam kartu perdana Simpati dan kartu AS.

Begitu nomor diaktifkan,
Layanan Resmi Google Kupas Tuntas Seluk-beluk Android
popscreen akan bekerja dengan memunculkan pesan otomatis di layar ponsel. Jika pengguna mengklik pesan tersebut, berarti membeli konten. Skema ini yang diduga menjadi biang penyedotan pulsa pelanggan operator.

Dikonfirmasi mengenai kabar tersebut, Direktur PT Smartfren Telecom Tbk, Merza Fachys masih irit bicara. Ia mengakui sudah mengetahui kabar kerja sama tersebut, namun ia enggan menjelaskan lebih detail soal kerja sama dengan Celltick.

"Saya perlu diskusi dahulu bersama teman-teman yang lain," kata dia.

Saat ditanya mengenai rekam jejak Celltick yang berbau sedot pulsa pada beberapa tahun lalu, Merza tak banyak menanggapinya. Ia beralasan tak banyak mengetahui hal rinci kerja sama tersebut.

"Kalau soal kerja sama teknis itu, saya tak terlibat terlalu jauh di dalamnya. Makanya saya perlu diskusi dengan teman-teman dulu," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya