Penemu Alat Pindai Otak Dianugerahi BJ Habibie Award

Warsito Purwo Taruno, penemu ECVT. Alat pemindai otak berbentuk helm ini dianggap lebih baik dari CT Scan biasa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id
Carita Dasa Windu, Hadiah Eksklusif untuk Habibie
- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kembali menggelar penghargaan Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) 2015. Perhelatan yang ke-8 ini dianugerahkan kepada Warsito Purwo Taruno, seorang ilmuwan Indonesia yang mengembangkan teknologi tomografi.

Pekan ASI Sedunia, Habibie: Menyusui adalah Peradaban

Penghargaan B.J. Habibie untuk Warsito ini diberikan setelah ia berhasil dan terbukti sukses mengembangkan Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT), sebuah sistem pemindai berbasis medan listrik statis. Saat ini teknologi tersebut sudah diterapkan secara luas di dunia industri dan medis, baik dalam maupun luar negeri.
Habibie Tolak Eksekusi karena Mati dan Lahir di Tangan Allah


Diketahui, ECVT ini mampu memindai otak manusia dengan memanfaatkan gelombang listrik berenergi rendah. Tak hanya dapat memindai aktivitas otak manusia, teknologi buatan Warsito itu juga memungkinkan dapat mendeteksi penyakit, seperti kanker payudara.


"Penghargaan ini dipilih melalui penilaian yang didasarkan pada azas-azas inovasi, terdiri dari azas penemuan (invention), kreatif, efisien dan efektif, nilai tambah, dan azas manfaat serta 10 poin kriteria penilaian," ujar Kepala BPPT Unggul Priyanto di Gedung BPPT, Jakarta, 20 Agustus 2015.


Penemuan yang dilakukan Warsito berbeda dengan tomografi konvesional lainnya, seperti CT-Scan dan MRI. Bila tomografi konvensional menggunakan prinsip pemindaian tertutup, artinya obyek harus diletakkan di ruang tertutup dengan dikelilingi oleh sensor-sensor pemindai.


Sementara, ECVT menggunakan konsep pemindaian terbuka, yang berarti obyek tidak harus diletakkan di ruang tertutup, namun bisa diletakkan di mana saja tidak harus dikelilingi oleh sensor.


Bentuk dari ECVT ini menyerupai helm yang terpasang berbagai kabel. Kabel tersebut dimanfaatkan sebagai penyalur data setelah dilakukan pemindaian ke piranti lunak yang ada di komputer.


Diketahui, penghargaan B.J. Habibie Award ini telah diselenggarakan sejak tahun 2008. Penganugerahan itu diberikan kepada pelaku ilmuwan teknologi yang dinilai berjasa, berprestasi, dan berdedikasi kepada bangsa dan negara Indonesia dengan inovasinya.


Penghargaan B.J. Habibie ini pernah dimiliki oleh Said Djauharsyah Jenie (2008), Sutadi Suparlan (2008), Suprapto Ma'at (2008), Dasep Ahmadi (2009), Eko Fajar Nurprasetyo (2010), Khairuddin Djenod (2011), Alisjahbana Haliman (2012), I Dede Wenten (2013), dan Nurul Taufiqu Rochman (2014).


"Penghargaan ini menekankan peneliti, perekayasa untuk banyak menghasilkan inovasi tidak sebatas jurnal, melainkan produk-produknya bisa dimanfaatkan masyarakat," jelas Unggul. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya