Stephen Hawking dan Elon Musk Tolak Robot Senjata

Ilustrasi pasukan robot
Sumber :
  • Warner Bros

VIVA.co.id - Chief Executive Officer (CEO) SpaceX dan Tesla Motors, Elon Musk dan fisikawan Stephen Hawking menyatakan sikap menolak keberadaan Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan (AI). Penolakan ini ditujukkan kepada pihak yang sedang menyelenggarakan perlombaan AI sebagai senjata militer.

Bersama dengan yang lain, kedua tokoh tersebut melayangkan surat terbuka penolakan yang telah ditandatanganinya. Surat tersebut dikeluarkan oleh organisasi Future of Life dalam konferensi internasional AI di Buenos Aires, Argentina.

Namun, sayangnya petisi penolakan robot tersebut tidak turut ditandatangani oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dilansir Live Science, Selasa, 28 Juli 2015, Musk, Hawking, beserta lainnya menentang keras pengembangan AI, sebab berpotensi akan menjadi ancaman manusia yang tidak bisa dikendalikan. Terlebih lagi bila robot tersebut dijadikan teknologi senjata global.

Disebutkan pula dalam petisi tersebut, kecerdasan buatan jauh lebih besar bahayanya daripada yang ditimbulkan oleh senjata nuklir.

"Senjata otonom yang ideal akan melakukan tugas seperti pembunuhan, mendestabilisasi negara, menundukkan populasi, dan pembunuhan etnis tertentu. Oleh karena itu, kami percaya bahwa perlombaan senjata AI tidak akan bermanfaat bagi kemanusiaan," begitu yang tertulis dalam surat penolakan itu.

Di masa depan, robot-robot tersebut akan mendatangkan malapetaka dalam menghancurkan umat manusia. Bahkan, telah dijelaskan dalam berbagai film, seperti The Matrix dan 2001: A Space Odyssey.

Diprediksikan, bila AI diposisikan sebagai kekuatan militer, maka setiap negara akan memilikinya sebab harganya bisa makin terjangkau di pasar. Bahkan, bila jatuh di tangan yang kurang tepat, robot bisa ditujukkan sebagai 'senjata pemusnah massal'.

Diketehui sebelumnya, penolakan terhadap keberadaan AI bukan pertama kali dilakukan, terutama oleh tokoh-tokoh seperti Musk dan Hawking. Pada tahun lalu, Hawking mengatakan pengembangan kecerdasan buatan secara penuh dapat mengakhiri peradaban manusia.

Hawking dan Musk juga pernah menandatangani surat di organisasi yang sama untuk mengingatkan AI sangat bahaya untuk kehidupan, kecuali dapat mengendalikannya.

Hawking Lebih Takut Kapitalisme Dibanding Robot
Stephen Hawking.

Hawking: Bencana Dunia Hampir Pasti, Segera Tinggalkan Bumi

Bahaya dunia bisa punahkan manusia pada 10 ribu tahun ke depan.

img_title
VIVA.co.id
20 Januari 2016