Ridwan Kamil: Uber Dkk Inovasi yang Merusak Tatanan

Walikota Bandung Ridwan Kamil
Sumber :
  • Vivanews/Ari Ramadan
VIVA.co.id
Jarak Dekat Bayar Rp595 Ribu, Uber Minta Maaf ke Pelanggan
- Kehadiran aplikasi bisnis baru seperti Uber, Gojek, GrabBike mendapat perhatian Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Menurutnya fenomena itu tak bisa dihindari seiring dengan perkembangan teknologi.

Naik Uber dari Kasablanka ke Setiabudi, Bayarnya Rp595 Ribu!

Aplikasi tersebut muncul dan kemudian membawa ancaman terhadap industri konvensional yang sudah ada. Hal ini dinamakan sebagai inovasi yang merusak atau
Gojek Dapat Suntikan Dana Lagi Rp7 Triliun
destructive innovation.

"Ada Uber, Gojek, GrabBike. Itu dinamakan destructive innovation. Ia menganggu kemapanan dan kenyamanan industri karena datang dengan logika industri yang baru," kata dia dalam IDByte 2015 di Binus University, Senayan, Jakarta, Rabu 8 Juli 2015.


Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, juga mengikuti perkembangan aplikasi tersebut yang mendapat penolakan oleh komunitas kota. Seperti Uber, yang telah ditolak oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


"Uber dilarang. Kalau di Bandung belum (ada pelarangan). Kita mau seminarkan dulu besok, Sabtu," kata Kang Emil.


Ia menambahkan, keberadaan aplikasi yang masuk dalam kategori destructive innovation itu juga patut untuk diantisipasi. Sebab selain bersinggungan dengan industri yang sudah ada, mereka juga bersinggungan dengan konsumen atau pelanggan.


"Misalnya, mereka kan juga ambil data para konsumen. Jadi perpektifnya bukan hanya industri tapi juga konsumen," kata dia.


Dalam kesempatan itu, Kang Emil mengatakan kemunculan aplikasi itu juga akan berkaitan dengan share economy, yang akan menjadi fenomena yang tak bisa dihalangi.


Untuk itu, ia sangat mengharapkan di Indonesia muncul sebuah ekosistem yang bisa memanfaatkan aplikasi lokal. Kesempatan itu bisa datang dengan menyediakan smart city sebagai wadahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya