Perubahan Iklim Bisa Ubah Jenis Kelamin Hewan

Dua ekor kadal.
Sumber :
  • Antara/ Agus Bebeng

VIVA.co.id - Perubahan iklim memang berdampak pada lingkungan sekitar. Suhu udara dirasakan kian panas dan musim tak menentu. Tapi ada dampak lain dari perubahan iklim bagi binatang, khususnya kadal.

Sebuah studi menemukan, perubahan iklim membuat jenis kelamin kadal berubah. Iklim ekstrem membuat kadal jantan menjadi betina. Hal itu ditemukan pada hewan reptil tersebut di Australia.

Dikutip dari Cnet, Selasa 7 Juli 2015, peneliti di Negeri Kanguru menemukan suhu ekstrem antara 34 hingga 37 derajat celcius menyebabkan embrio hewan jantan menjadi betina.

Atasi Krisis Energi Harus dengan Kerja Lintas Sektoral

Kondisi seperti itu bahkan membuat rasio betina dan jantan makin jomplang. Rasio betina dan jantan yaitu 16 berbanding 1.

Dampak perubahan iklim itu juga seakan membawa 'berkah' bagi kadal betina yang memiliki kromosom jantan. Kadal betina makin banyak menghasilkan telur.

"Kami sebelumnya telah mampu menunjukkan di laboratorium bahwa saat memancarkan suhu yang ekstrem, secara genetik, kadal jantan akan berubah menjadi betina," jelas Clare Holleley, peneliti pasca doktoral  Institute for Applied Ecology University of Canberra, Australia yang juga memimpin studi tersebut.

Dengan temuan tersebut, peneliti makin yakin perubahan jenis kelamin pada hewan tersebut berdampak bagus bagi perkembangan genetik betina.

"Itu telah menunjukkan bahwa individu yang berubah seksnya berbalik makin subur dan fenomena ini terjadi alami," ujar Holleley.

Untuk sampai pada kesimpulan ini, peneliti mengamati 131 kadal dewasa yang terkena suhu ekstrem. Hasilnya, data menunjukkan beberapa kadal betina yang terpapar suhu sangat panas benar-benar memiliki kromosom jantan.

Dengan demikian, kata peneliti ini, temuan ini membuka ruang baru bahwa sistem kelamin pada kadal tak hanya berbasis pada genetik saja.

Fenomena aneh ini pun bisa membahayakan kadal. Sebab dengan adanya perubahan kelamin jantan menjadi betina, bisa jadi kadal lambat laun punah.

"Mereka menjadi bergantung pada suhu. Jika kondisi panas terus terjadi maka risikonya yaitu kadal bisa punah," jelas asisten penulis studi tersebut, Arthur Georges.

Namun demikian, perubahan jenis kelamin akibat kondisi cuaca ekstrem itu juga bisa menghadirkan banyak kadal jantan yang awalnya adalah betina. Tim peneliti akan mendalami peluang tersebut.

"Semakin banyak kita belajar tentang mereka, maka akan lebih baik dalam memprediksi respons evolusioner perubahan iklim dan dampaknya terhadap keanekaragaman hayati global," kata dia. (ase)

Nyamuk gigit kulit manusia.

Waspada DBD, Nyamuk Tak Mempan Lagi Fogging

Perubahan iklim memicu perkembangan nyamuk jadi lebih banyak dan kuat

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2016