Riset Siswa RI di NASA Pintu Lahirkan Astronaut Indonesia

Dua astronot bersiap meluncur ke Stasiun Antariksa Internasional
Sumber :
  • REUTERS/Shamil Zhumatov

VIVA.co.id - Inisator program riset siswa Indonesia di Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), JW Saputro mengaku tak puas setelah mendapat kuota khusus dari NASA untuk uji coba riset Siswa Indonesia di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS).

Pria jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu mengaku ingin terus 'menempel' NASA agar Indonesia lebih mendapat bagian dalam riset keantariksaan.

"Saya ingin progran ini bisa ada lagi ada tahun depan, risetnya bisa dilombakan di antara SMA Indonesia, tentunya riset yang memang menarik," kata pria yang akrab disapa Prof. Sap kepada VIVA.co.id, kemarin.

Prof. Sap menambahkan ingin memanfaatkan momentum riset di ISS untuk makin menggaungkan program ilmiah dari Indonesia. Ia juga berharap dengan terus mendapat kesempatan riset, kualitas riset Indonesia di NASA dan antariksa bisa makin berkembang.

"Yang lain riset sudah canggih, di ISS mereka meneliti bagaimana manusia bisa hidup di antariksa dalam jangka panjang. Penelitian sudah sampai astromedical science, ini untuk persiapan ke Mars," kata dia.

Tak hanya soal riset saja, dia menginginkan ada ruang yang lebih lebar bagi calon astronaut Indonesia untuk bisa terbang ke ISS melalui program NASA.

Prof. Sap mengatakan sebenarnya di masa lalu, Indonesia pernah akan mencatatkan namanya di ISS, saat calon astronaut Pratiwi Sudarmono siap terbang pada 1986.

Eksperimen Siswa RI di Antariksa Sudah Dimulai

Namun sayangnya, kesempatan Pratiwi itu gagal lantaran pesawat ulang alik Challenger, yang membawa misi NASA sebelum misi yang dijalani Pratiwi, meledak. Akhirnya NASA membatalkan beberapa misi penerbangan ke antariksa, termasuk pesawat ulang alik Columbia yang akan diikuti oleh Pratiwi.

"Pasti akan jadi kebanggan jika dalam waktu dekat Indonesia punya astronaut. Malaysia saja sudah," ujarnya.

Prof. Sap yakin NASA akan terbuka dengan kehadiran Indonesia baik dalam bentuk riset maupun astronaut di ISS. Sebab, kata dia, stasiun ruang angkasa akan sangat terbuka dengan program ilmiah.

"ISS kan proyek perdamaian, di sana ada berbagai bangsa, ini dalam rangka itu," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, program pengiriman riset siswa SMA di laboratorium ISS ini akan dilakukan pada April 2016.

Sebelum mengirimkan hasil eksperimen di ISS, para siswa akan mengerjakan eksperimennya di laboratorium ISS di Amerika Serikat pada Desember 2015. Hasil akhir riset siswa Indonesia, yang berupa modul eksperimen, akan diserahkan NASA pada awal Januari 2016, sebelum diluncurkan ke ISS pada 2 April 2016.

Peluncuran hasil riset siswa Indonesia akan menumpang muatan di roket SpaceX CRS-8. Prof. Sap mengatakan, tiap roket yang meluncur ke ISS akan membawa bobot 2 ton.

Program ini telah menemukan dua tim yaitu satu tim gabungan SMA dari Surya University dan satu tim dari SMA Dell, Sumatera Utara.

Setahun Hidup di Antariksa, Astronot Ini Rindu Kamar Mandi
Rodent Research Fasility

Obati Penyakit, 'Astronaut Tikus' Dikirim ke Antariksa

Kelompok tikus itu juga untuk pelajari otot selama di antariksa.

img_title
VIVA.co.id
8 April 2016