Indonesia Ikut Kapal Riset, Ungkap Rahasia Samudera Hindia

Kapal Riset Fridtjof Nansen
Sumber :
  • Viva.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id
Kementerian Kesehatan Diminta Uji Teknologi Warsito
- Indonesia menyatakan dukungannya terhadap Ekspedisi Internasional Samudera Hindia ke-2 (IIOE-2). Bentuk dukungan yang diberikan salah satunya dengan menyambut kapal riset Dr. Fridtjof Nansen ke wilayah Indonesia.

Soal Ikan Sepat, Prancis Tukar Ilmu dengan Indonesia

Selain itu bentuk dukungan lainnya yakni dengan melibatkan sejumlah penelitinya dalam ekspedisi tersebut. Nantinya, ekspedisi ini menggunakan nama besar organisasi pangan dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO).
Kemenristekdikti Soroti Dua Persoalan Riset di Indonesia


"Indonesia mendukung sepenuhnya pelaksanaan untuk kedua kalinya International Indian Ocean Expedition (IIOE-2). Hal ini untuk memperingati 50 tahun ekspedisi pertama pada tahun 1965," ujar Menko Maritim Indriyono Soesilo di Jakarta International Container Terminal (JITC), Tanjung Priuk, Kamis, 25 Juni 2015.


Indriyono menambahkan, pada IIOE yang pertama kali dilakukan, melibatkan 46 kapal riset dari mancanegara dan satu kapal survei dari Indonesia.


"Pada 1965 lalu, Indonesia berpartisipasi dengan mengerahkan kapal RI Jalanidhi. Partipasi kedua ini, Indonesia akan melibatkan Kapal Latih Madidihang-3 dan Kapal Riset Baruna Jaya," ucapnya.


Rencananya ekspedisi internasional ini akan mempelajari ekositem laut di Samudera Hindia bagian selatan. Disebutkan juga, para peneliti ingin mengetahui segala tentang samudera dan proses serta interaksinya di Samudera Hindia, termasuk proses bio-geochemical, ekosistem, dan perikanan dunia.


"Tiga peneliti akan ikut serta dalam kapal bergabung dengan para peneliti internasional lainnya," ujar Indriyono.


Tiga peneliti yang dimaksud, Indah Lutfiyati dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Nasirin dan Andria dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Ketiga peneliti tersebut dikategorikan sebagai para peneliti muda.


Rencananya ekspedisi internasional ini akan mempelajari ekositem laut di Samudera Hindia bagian selatan. Disebutkan juga, para peneliti ingin mengetahui segala tentang samudera dan proses serta interaksinya di Samudera Hindia, termasuk proses bio-geochemical, ekosistem, dan perikanan dunia.


Tim survei ini juga akan mengkaji bagaiamana Indian Ocean Gyre (sistem besar perputaran arus samudera) dapat mempengaruhi ekosistem dan perikanan dunia. Nantinya, ekspedisi ini menggunakan atas nama Food and Agriculture Organization (FOA).


Diketahui, ada dua peneliti lain yang ikut terlibat, yaitu Nani Hendiarti dan Mochamad Saleh Nugrahadi. Namun, kedua peneliti ini tidak akan ikut bergabung di kapal melainkan akan langsung menuju Kepulauan Mauritius. Wilayah itu merupakan lokasi akhir dari perjalanan ekspedisi yang dimulai di Tanjung Priuk.


Dijadwalkan, ekspedisi ini dilakukan selama tiga minggu atau tepatnya 21 hari dimulai dari tanggal 26 Juni 2015. Penelitian ini melibatkan 16 orang peneliti dari 12 negara, mulai dari Norwegia, Indonesia, Madagaskar, Spanyol, Belanda, Kenya, Afrika Selatan, Prancis, India, Tanzania, dan Seychelles.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya