- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Menteri Perindustrian, Saleh Husin menantang Apple untuk mengikuti langkah Samsung yang sudah mendirikan pabrik perakitan di Indonesia.
Hal itu disampaikan Saleh Husin saat meresmikan pabrik perakitan telepon seluler PT Samsung Electronics Indonesia di Cikarang-Bekasi, Jawa Barat, kemarin.
"Kesungguhan Samsung di Indonesia diharapkan berlanjut hingga Completely Knock Down (CKD) dan juga bentuk Surface Mount Technology (SMT)," ujarnya seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Perindustrian, Rabu, 17 Juni 2015.
Ekspansi Samsung membangun pabrik di Indonesia dinilai menjadi lokomotif investasi dari pabrikan global lainnya. Selain itu juga menunjukkan Indonesia merupakan pilihan menarik dan tepat untuk berinvestasi.
"Kita ingin langkah ini menjadi motor penggerak pabrikan besar lainnya seperti Apple dan merek lainnya membangun unit produksi di Indonesia," ujarnya menambahkan.
Menperin menargetkan, pendirian pabrik ini merangsang tumbuhnya industri penunjang seperti industri komponen telepon seluler.
"Dengan demikian, tingkat komponen dalam negeri terus meningkat dan bertahap membuat Indonesia menjadi basis produksi Samsung di tataran global, bukan hanya sebagai pasar."
Vice President Director Samsung Electronics Indonesia Lee Kang Hyun mengatakan, Indonesia merupakan negara strategis yang memiliki peluang tidak terbatas.
"Pabrik ini menguatkan komitmen investasi kami di Indonesia," ujar Kang Hyun.
Bicara soal profil pabrik, pada tahap awal, proses perakitan di lahan seluas 6000 meter persegi ini, masih dalam bentuk SKD. Perusahaan asal Korea Selatan ini mematok target kapasitas produksi dari pabrik perakitan telepon seluler Samsung adalah 1-1,5 juta unit per bulan dengan 14 line produksi yang memproduksi ponsel pintar (smartphone), ponsel fitur (feature phone) dan komputer tablet. Pembangunan pabrik itu juga menyerap tenaga kerja mencapai sekitar 1.100 orang. Nilai investasi untuk tahap pertama di tahun 2015, sebesar US$23 juta atau Rp307 miliar.
Kandungan lokal 20 persen
Sejalan dengan keinginan pemerintah agar pabrikan meningkatkan penggunaan komponen lokal, Samsung telah menyematkan kandungan dalam negeri hingga 20 persen.
"Ke depan, kita berharap Samsung tidak hanya merakit tetapi juga memiliki pengembangan bisnis lebih luas," kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan.
Selanjutnya, Samsung diharapkan mendongkrak kandungan lokal hingga 30 persen pada 2017.
Industri elektronika, termasuk telepon seluler, menjadi salah satu industri prioritas yaitu kelompok industri dengan pertumbuhan tinggi. Untuk itu, pemerintah memberikan berbagai kemudahan dan insentif, berupa pengurangan pajak maupun bea masuk yang ditanggung Pemerintah.
(mus)