Google Cs Rajai RI, Pemerintah Harus Tiru Cara Eropa

Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id
Twitter Hadirkan #Blueroom di RI, Pertama di Asia Tenggara
- Pemain Over the Top (OTT) global seperti Google, Facebook, dan Twitter semakin berjaya di industri teknologi informasi Indonesia. Bahkan, perusahaan global tersebut sering kali mendapatkan keuntungan pasar Indonesia tanpa memberikan dampak berarti bagi Indonesia sendiri.

#BlueRoom, Wadah Temu Kreator Konten dan Audiens Twitter

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, angkat bicara mengenai permasalahan tersebut. Menurutnya, sudah saatnya Indonesia bersikap seperti negara-negara di Eropa yang membatasi akses OTT.
Gubernur Ganjar Minta Bupati Semarang Main Twitter


"Saya pikir perlu melihat langkah-langkah seperti yang dilakukan oleh Eropa, mereka membatasi OTT (global), agar tidak terlalu dominan, sehingga industri lokalnya bisa bersaing," ujar Heru melalui sambungan telepon, Jumat, 29 Mei 2015.


Heru melanjutkan, keberadaan para pemain OTT tersebut seringkali menggunakan kampanye palsu saat memperkenalkan layanan. Ia mencontohkan program internet gratis, Internet.org dari Facebook. Heru berpandangan akses internet gratis saja masih kurang sepadan dengan keuntungan pemain OTT di Indonesia.


"Dalam kampanye mereka kan Internet.org ini untuk menjangkau pengguna yang belum pernah mengakses internet. Padahal, itu meningkatkan jumlah pengguna mereka. Sesudah itu, nilai jual Facebook atau Google ikut tinggi juga," jelas dia.


Terlebih lagi, lanjut Heru, pemain OTT ini telah merugikan dana investasi triliunan rupiah yang digelontorkan para operator di industri telekomunikasi. Diketahui, pendapatan pemain OTT lebih besar ketimbang para operator, sebab mereka salah satunya tidak dikenakan pajak.


"Maka dari itu, baiknya duduk bersama. Mereka (OTT) harus mau
sharing
pendapatan. Gratis internet saja tidak cukup, kalau itu kita juga bisa," ucapnya.


Maka dari itu, disarankannya pemerintah melakukan tindakan tegas, terutama melalui aturan dari Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) yang baru diisi anggota baru.


"Pemerintah harus lebih tegas lagi. Saat ini pernyataan Menkominfo Rudiantara sudah bagus bahwa industri ini harus berimbang, jangan sampai menguntungkan mereka terus kita rugi. Akses internet gratis saja belum cukup, harus ada ada profit
sharing,
misalnya," kata Heru.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya