Misi ke Mars Bisa Bikin Kulit Astronaut Menipis

Pengunjung di Mars Desert Research Station
Sumber :
  • Wikimedia

VIVA.co.id - Sebuah studi yang dilakukan ilmuwan NASA dengan memanfaatkan tikus menunjukkan efek negatif jika misi ke Mars dilakukan. Pada tikus yang berada di stasiun luar angkasa (ISS) menunjukkan adanya penipisan kulit sebanyak 15 persen.

Studi ini dilakukan pada tikus yang tinggal di kondisi gravitasi mikro selama tiga bulan. Ini artinya, tantangan untuk melakukan misi ke Mars semakin banyak.

Sebelumnya, para ilmuwan menemukan jika lamanya penerbangan ke luar angkasa bisa membuat kulit mereka menipis. Ini akan bertambah berat karena kulit semakin menipis ketika astronaut lama berdiam di planet tersebut.

Selain itu, kendala lainnya adalah radiasi luar angkasa yang cukup mematikan. Saat ini, tantangan terbesar yang dihadapi NASA adalah melindungi kru dari radiasi sepanjang perjalanan ke Planet Merah selama sembilan bulan.

"Meskipun kulit merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, ternyata tidak terlalu mendapat perhatian untuk diteliti. Penelitian kami menemukan jika astronaut bisa dipengaruhi oleh perubahan patofisiologi yang dapat merugikan selama perjalanan panjang ke ruang angkasa," ujar Prof. Betty Nusgens dari University of Liege di Belgium, seperti dikutip dari Telegraph, Jumat 29 Mei 2015.

Menurut Nusgens, seharusnya peneliti mau memberikan perhatian lebih pada studi terkait kulit astronaut. Sebab, kulit memiliki fungsi yang banyak, termasuk mengatur suhu, merasakan sentuhan, perlindungan terhadap patogen, dan merasakan kondisi lingkungan yang merusak, seperti radiasi.

Ilmuwan percaya jika perjalanan pulang balik dari Mars ke Bumi akan mengancam nyawa astronaut akibat paparan radiasi. Sebab, paparan radiasi akan mengenai kulit astronaut setiap hari selama dua tahun berturut-turut.

Kejahatan dan Ide Penjara di Luar Angkasa

Diketahui, orbit Mars berjarak 34 juta mil dari Bumi. Jarak yang dibutuhkan astronaut untuk bisa mencapai Bumi antara 150 sampai 300 hari, bergantung pada kecepatan mesin peluncuran.

Yang menghantui astronaut ketika kembali ke Bumi

Beberapa masalah muncul saat astronaut kembali ke Bumi setelah menghabiskan waktu lama di luar angkasa. Sebagian menderita dementia akibat terpapar sinar kosmik.

Gravitasi mikro dipercaya bisa menyebabkan penyakit jantung. Bahkan astronaut kerap meninggal tak lama ketika mereka kembali ke Bumi. Kebanyakan tantangan yang dihadapi astronaut adalah upaya untuk tidur selama enam jam. Padahal durasi tidur seperti itu dirasa kurang cukup.

Astronaut juga kerap mengalami masalah pendengaran dan penglihatan saat kembali ke Bumi. Pada penelitian pada 1989, dari 300 astronaut yang diteliti, sebanyak 29 persen mengalami masalah penglihatan setelah melakukan misi selama dua pekan. Sementara itu, hal serupa dialami 60 persen astronaut yang berada di lingkungan gravitasi mikro selama berbulan-bulan.

Batu ginjal juga kerap dialami astronaut yang hidup lama di gravitasi mikro. Sebab, lingkungan tersebut membuat mereka sulit untuk menghindari dehidrasi. Yang tidak kalah menantang adalah masalah kesuburan astronaut.

Stephen Hawking Punya Misi Antariksa Baru

Uji coba pada hewan menunjukkan organ reproduksi cukup berpengaruh pada gravitasi mikro. Meski kebanyakan astronaut yang ada di luar angkasa telah berkeluarga, NASA tetap menjalankan program pembekuan telur dan sperma para astronaut.

Misi Mars One dijadwalkan akan membawa kru pertamanya ke Mars pada 2025. (art)

2017, Moon Express Buka Perjalanan Wisata ke Bulan

Mereka mengklaim telah mendapatan izin dari pemerintah federal.

img_title
VIVA.co.id
5 Agustus 2016