Tak Percaya Tuhan Lagi, Manusia Akan Berevolusi Jadi Cyborg

Prof. Yuval Noah Harari
Sumber :
  • Telegraph
VIVA.co.id
VIDEO: Begini Bentuk Manusia 1.000 Tahun Lagi
- Orang-orang kaya di masa depan akan bisa hidup abadi dan berperan sebagai tuhan. Dalam kurun 200 tahun ke depan, mereka akan secara bertahap menyatu dengan teknologi yang ada di masa depan, menjadi sebuah organisme sibernetik (Cyborg).

Sepuluh Manusia Cyborg yang Ada di Dunia Nyata

Dalam dua abad ke depan manusia akan menyatukan teknologi seperti komputer dan smartphone ke dalam tubuhnya. Klaim ini diungkap sejarawan dari Hebrew University of Jerusalem, Yuval Noah Harari, seperti dikutip dari
Marah Anggotanya Disiksa, ISIS Rilis Video Ancam Bunuh Presiden Putin: Berhenti Siksa Anggota Kami!
Telegraph , Selasa 26 Mei 2015.


Menurut Harari, amalgamasi (penggabungan dua jenis berbeda) antara manusia dengan mesin akan menjadi evolusi terbesar dalam biologi manusia. Mirip dengan evolusi kera menjadi manusia di jaman purba. Di masa depan, manusia akan berevolusi menjadi Cyborg, berpotensi menjadi tuhan yang terus abadi dan berkuasa atas peradaban.


"Karena ketidakpuasan, manusia bisa memprogram dirinya sendiri. Bahkan ketika mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan dirasa tidak cukup memuaskan. Manusia selalu ingin lebih dan lebih. Inilah yang membuat manusia tidak tahan dengan godaan untuk 'mengupgrade' dirinya menggunakan teknologi genetik," ujar Harari.


Dikatakannya, 200 tahun lagi manusia akan bercampur antara bagian organik dengan non-organik melalui tahap manipulasi biologi atau rekayasa genetik. Sayangnya, perubahan ini hanya terjadi pada masyarakat kelas atas, semakin memperlebar jarak antara orang miskin dengan kaya. Di masa depan, orang miskin akan cepat mati, sedangkan orang kaya bisa hidup selamanya.


Menurut Harari, selama ini ada beberapa hal yang dianggap mengikat manusia seperti agama, uang dan ide dasar hak asasi manusia, meski semua itu tidak memiliki dasar alam. Ada saatnya nanti manusia tidak lagi percaya pada Tuhan dan mulai bergantung pada teknologi.


"Saat ini Tuhan dianggap sebagai hal yang penting karena bisa menyatukan masyarakat. Agama merupakan temuan manusia yang paling penting. Selama manusia percaya jika Tuhan bisa diandalkan maka mereka akan bisa dikendalikan. Namun dalam beberapa abad belakangan, manusia merasa semakin kuat dan tidak lagi membutuhkan sosok Tuhan. Mereka bisa bilang sekarang jika tidak lagi membutuhkan Tuhan, hanya butuh teknologi," jelas Harari.


Nantinya tempat paling religius yang ada di dunia bukan lagi Timur Tengah melainkan Silicon Valley. Di sana, mereka sedang mengembangkan agama teknologi. Bahkan mereka percaya jika kematian adalah suatu hal yang bisa diatasi dengan teknologi.


Profesor Harari telah menuliskan klaimnya ini dengan judul 'Sapiens: A Brief History of Humankind' yang dipublikasikan dalam bahasa Ibrani. Saat ini buku Harari telah diterjemahkan dalam 30 bahasa.


Akankah pernyataan ini menjadi kenyataan. Atau hanya sekedar mencari sensasi saja.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya