Ilmuwan: Alam Bukan Lagi Ancaman Manusia, Tapi Robot

Ilustrasi kerja sama robot dan manusia.
Sumber :
  • REUTERS/Rick Wilking
VIVA.co.id
Mengenal Lebih Jauh Tentang Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI)
- Sepertinya semua ilmuwan setuju jika robot akan menjadi ancaman serius bagi manusia. Setelah Stephen Hawking dan Elon Musk, astrofisikawan asal Inggris, Sir Martin Rees, mengatakan jika rekayasa intelijensia sedang menghancurkan manusia.

Manusia Tidak akan Merasa Sakit Lagi di Masa Depan

Rees bahkan percaya jika hal itu sekarang sedang berlangsung. Dia menyebutkan sebagai 'era setelah peradaban manusia'.
Trik Kelola 'Cuan' Ala Influencer & Public Figure


"Proses sebenarnya akan dimulai dalam kurun 25 tahun, seiring dengan semakin 'matangnya' kepintaran robot, bahkan menyamai manusia," ujar Rees, seperti dikutip
Daily Mail
, Senin 25 Mei 2015.


Rees, yang disebut sebagai salah satu astronom ternama dunia menganggap bahwa abad ini cukup spesial. Selama 45 juta abad, abad ini merupakan yang paling luar biasa.


"Sepanjang sejarah bumi dan peradaban manusia, ancaman telah datang dari alam. Namun sekarang ancaman justru datang dari kita sendiri, khususnya dari artificial intelligence," katanya.


Untuk semua definisi 'pikiran', intensitas dan jumlah yang bisa dilakukan oleh tipe otak organik manusia, suatu saat nanti akan bisa digeser oleh kepintaran robot. Ada batasan kimiawi dan metabolisme terhadap ukuran dan kekuatan pemrosesan dari otak organik manusia.


"Inilah keterbatasan manusia dan sekarang batasan itu sudah ditemukan. Evolusinya hampir sama, dari organisme sel tunggal menjadi manusia. Sayangya, robot tidak berasa dari atmosfir bumi sehingga ancamannya lebih mematikan," kata Rees.


Secara tidak langsung, Rees mencoba memfokuskan kekhawatirannya pada proyek-proyek Google, seperti Deep Mind, yang memungkinkan mesin mengerjakan hal secara otomatis tanpa campur tangan manusia, atau mobil tanpa supir yang bisa memiah objek yang ditemui, atau robot drone yang sedang dikembangkan militer.


"Di masa depan, bukan lagi soal otak manusia tapi mesin. Sekali saja mesin-msin itu mengambil alih kemampuan manusia, robot bisa mendesain dan merakit mesin generasi baru yang lebih kuat," kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya