Bau Bisa Tentukan Waktu Kematian Seseorang

Ilustrasi/mayat
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Mayat kerap mengeluarkan bau yang khas. Bau busuk dan mudah tercium. Ilmuwan menemukan fakta bahwa bau kematian berasal dari 400 senyawa organik yang mudah menguap dalam campuran yang kompleks.

Dilansir melalui Mosaic, Kamis 7 Mei 2015, menurut para peneliti, senyawa ini diproduksi oleh bakteri yang memecah jaringan dalam tubuh ke dalam bentuk gas dan garam. Komposisi awal dari campuran gas ini berubah seiring dengan perkembangan dekomposisi.

Bau kematian juga ternyata beragam, tergantung komposisi awal dari populasi bakteri yang ada di sekitar tubuh. Hal ini juga dipicu interaksi antarbakteri, iklim habitat, dan perpaduan genetik dengan diet yang dilakukan almarhum pada tingkat yang lebih rendah.

"Senyawa yang dikeluarkan memang bervariasi, tapi ada senyawa inti dengan konsentrasi yang mengubah pola konsistensi," tulis Moheb Costani, ahli neurosains dan penulis buku "50 Human Brain Ideas You Really Need to Know".

Begini Rupa Api Jenis Baru

Jika demikian, analisis dari komposisi bau yang dikeluarkan dari tubuh bisa sangat membantu forensik untuk memprediksi waktu kematian seseorang dengan lebih akurat.

Dia menjelaskan, biasanya para ilmuwan kimia menganalisis bau mayat menggunakan teknik yang disebut kromatografi. Dengan teknik itu, mereka bisa memisahkan senyawa yang tercampur dan menentukan konsentrasi dari masing-masing senyawa.

Dua komponen yang paling dikenal adalah cadaverine dan putrescine. Molekul berbau busuk yang kerap bisa digunakan untuk mengusir hewan. Molekul ini pertama kali ditemukan pada 1885 oleh fisikawan Jerman, Ludwig Brieger.

Ini adalah molekul kecil yang diproduksi dari pecahan asam amino lysine dan methionine.

Beberapa tahun lalu, peneliti pernah mengklaim jika reseptor cadaverine ditemukan di ikan zebra. Menurut Costani, necrophagic atau serangga pemakan bangkai, sangat tertarik dengan bau yang dikeluarkan dari daging yang membusuk. Bau ini juga yang bisa membantu peneliti untuk mengidentifikasi senyawa inti dari bau yang dikeluarkan mayat.

Saat tubuh menjadi mayat, spesies berbeda mulai menjajah dalam beberapa tahap dan tingkat dekomposisi yang berbeda, menggunakan sistem penciuman mereka yang sangat peka. Ini telah berlangsung sejak jutaan tahun, menjadikan daging busuk sebagai rumah baru.

Beberapa peneliti diketahui sedang mengembangkan hidung elektronik dan sistem sensor gas yang bisa mendeteksi banyak senyawa dalam bau mayat. Perangkat itu suatu saat nanti bisa digunakan untuk menemukan mayat korban bencana gempa ataupun korban pembunuhan yang telanjur terkubur.

Perangkat itu juga bisa digunakan dalam industri makanan untuk memperkirakan usia daging tersimpan dalam gudang, layak dikonsumsi atau tidak. (art)

Bahaya Olimpiade Rio dari Sisi Ilmuwan
Bunga matahari

VIDEO: Kenapa Bunga Matahari Mengikuti Gerak Sang Surya?

Bunga matahari muda selalu menghadap ke timur saat pagi hari.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016