Ini Teknologi Canggih NASA untuk Evakuasi Korban Gempa Nepal

kondisi nepal usai diguncang gempa
Sumber :
  • REUTERS/Navesh Chitrakar
VIVA.co.id
Teleskop Penemu 1.000 Planet Rusak Lagi
- Gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,8 SR mengguncang Nepal pada 25 April lalu, telah meluluhlantakkan negara di kawasan Himalaya tersebut. Ribuan korban berjatuhan dan diduga masih banyak yang tertimbun di bawah reruntuhan.

Di Nepal, Pangeran Harry Disambut Lima Perawan

Untuk itu, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengerahkan segala bala bantuan untuk Nepal. NASA bersama mitra-mitranya, seperti US Geological Survey, USAID, Bank Dunia, Palang Merah Amerika, dan PBB, saling berkoordinasi membantu Nepal.
NASA Uji Coba Kamera Baru Observasi Gerhana Matahari Total


Dilansir dari laman
Phys.org
, Selasa, 5 Mei 2015, lembaga antariksa ini akan menggunakan data satelit optik dan radar dari domestik maupun internasional untuk melihat peta kerentanan usai gempa bumi di daerah Nepal tersebut. Dari data ini maka akan diketahui jenis dan tingkat kerusakan yang ada dan bisa mengantisipasi bila bencana serupa atau lainnya terjadi lagi.


Disebutkan, data satelit itu juga akan menyusun peta tanah deformasi permukaan dan menciptakan model risiko, terkait bencana alam. Dengan demikian, regu penyelamat dapat menolong masyarakat bila terjadi bencana alam.


NASA juga akan mendapat tantangan, untuk melacak daerah terpencil, yang tidak bisa dicapai regu penolong. Selain itu, mereka dapat menghindari tanah longsor dan banjir. Data itu akan memberikan kontribusi kepada pemerintah, khususnya untuk menangani bencana alam.


Saat ini, NASA masih kesulitan untuk menggunakan data satelit. Sebab, pemerintah Nepal memiliki bandwith yang cukup terbatas. Maka dari itu, NASA menggandeng USAID, untuk membentuk proyek Servir. Proyek itu nantinya akan memetakan tanggap bencana melalui kantor Servir di Kathmandu.


Kemudian, staf NASA yang ada di Marshall Space Flight Center, Huntsville, Alabama, Amerika Serikat, akan mengolah gambar dan mengirimnkan ke Goddar Space Flight Center di Greenbelt, Maryland, dan Jet Propulsion Laboratory (JPL) di Pasadena, California.


NASA juga akan mengerahkan teknologi yang diklaim dapat menemukan orang yang terperangkap di bawah reruntuhan bangunan sehingga bala bantuan yang ada di Nepal akan langsung menyisir daerah yang dimaksud. Teknologi itu berupa sebuah penginderaan jarak jauh yang disebut Finder.


Finder dikembangkan oleh JPL dan US Departement of Homeland Security Science dan Technology. Finder diklaim dapat menemukan orang yang terkubur sedalam 30 kaki (9,1 meter) di reruntuhan bangunan, tersembunyi di balik beton padat seukuran 20 kaki (6 meter), dan jarak 100 kaki (30,5 meter) di ruang terbuka. Teknologi ini sudah memiliki lisensi oleh badan swasta, R4 Incorporated Edgewood, sehingga dapat membantu Nepal dari pemulihan bencana alam ini. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya