Aplikasi Canggih Buatan Google dan Facebook untuk Nepal

kondisi nepal usai diguncang gempa
Sumber :
  • REUTERS/Navesh Chitrakar

VIVA.co.id - Facebook dan Google memang cukup responsif membantu korban bencana dengan aplikasi teknologinya. Facebook memiliki Safety Check, sedangkan Google punya Person Finder.

Arjun Vatsa, seorang pebisnis berusia 27 tahun panik saat mengetahui ada gempa menghantam Nepal. Dia mengkhawatirkan puluhan teman sekolahnya di India yang sekarang tinggal di Nepal. Dia pun masuk ke grup WhatsApp untuk mencari informasi. Lalu mengecek juga ke Facebook.

Tak lama, sebuah aplikasi bernama Safety Check muncul dalam news feed Facebook-nya. Aplikasi ini bisa mengidentifikasi teman yang kemungkinan berada di area terdampak. Informasi ini diambil berdasarkan data lokasi dan informasi profil.

Di Nepal, Pangeran Harry Disambut Lima Perawan

Ketika aplikasi itu dikembangkan, semua kontak pengguna dilibatkan dan ditanyai untuk memperbaharui status yang diketahui terkait temannya. Informasi ini penting untuk saling memberitahukan bahwa keadaan mereka baik-baik saja. Aplikasi ini juga bisa digunakan untuk mengecek pengguna lain.

"Ketika seseorang menandai dirinya telah 'aman', secara otomatis itu akan muncul dalam notifikasi saya. Ini benar-benar sangat membantu. Ini merupakan cara lain untuk memanfaatkan media sosial. Dalam hal bencana, hal seperti ini sangat berguna," ujar Vatsa, seperti dikutip NY Times, Selasa 28 April 2015.

Menurut data Facebook, jutaan pengguna di Nepal, India, Bhutan dan Bangladesh telah menggunakan layanan ini dan menandakan diri mereka aman dari bencana. Status mereka pun telah disebarluaskan ke puluhan juta pengguna lainnya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Google. Namun jika Facebook melibatkan penggunanya untuk saling bertukar informasi, Google memilih bekerja sama dengan Palang Merah Dunia untuk mengumpulkan data terkait nama-nama orang yang berada di wilayah terdampak.

Sampai Senin, 27 April 2015, sore, daftar yang dikumpulkan oleh Komite Internasional Palang Merah menyebutkan 1.385 orang berstatus 'hilang'. Sedangkan 241 lainnya terdaftar dengan status 'aman dan masih hidup'. Situs itu juga memungkinkan pengguna untuk meng-input atau mencari data maupun informasi.

Google mengatakan jika sampai saat ini Person Finder telah melacak sekitar 6.300 data orang. Siapa saja bisa memasukkan nama seseorang, informasi biografi dan bahkan foto ke dalam database Google.

Ratusan Rumah di Garut Kebanjiran

Database itu bisa diakses secara online atau dengan mengirimkan sms berisi nama orang yang dicari ke nomor ponsel tertentu. Penggunaan sms ini untuk memusatkan informasi sehingga pengguna tidak perlu mencari sumber lain.

Person Finder sejatinya diperkenalkan sejak 2010 lalu pasca gempa hebat di Haiti. Aplikasi ini kemudian digunakan lagi di tahun berikutnya untuk membantu saat gempa di Jepang. (ase)

Ilustrasi/Banjir di Aceh

1,7 Juta Orang Indonesia Terdampak Bencana dalam Enam Bulan

Total korban meninggal akibat bencana mencapai 267 orang.

img_title
VIVA.co.id
5 Agustus 2016