Ilmuwan Prediksi Gempa Hebat Akan Kembali Guncang Nepal

Kondisi Nepal usai diguncang gempa beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • REUTERS/Adnan Abidi

VIVA.co.id - Gempa hebat 7,9 skala richter yang mengguncang Nepal dikabarkan telah menewaskan 3.200 orang.

Di Nepal, Pangeran Harry Disambut Lima Perawan

Ilmuwan memperkirakan, gempa lebih kuat akan terjadi kapan saja dalam beberapa dekade mendatang. "Gempa yang lebih dahsyat akan muncul dalam beberapa puluh tahun ke depan, menimpa bagian selatan dan barat," ujar geofisikawan dari Prancis, seperti dikutip IB Times UK, Senin, 27 April 2015.

Ilmuwan bernama Laurent Bollinger, dari CEA Research menemukan pola gempa yang sama seperti yang terjadi di Nepal 700 tahun lalu. Turunan gempa ditransfer ke wilayah bagian lain. Ini yang akan terakumulasi dan menyebabkan gempa ratusan tahun kemudian.

Ini Status Tiga Pendaki Indonesia yang Hilang di Nepal

Malah, gempa dengan pola yang sama, terakhir kali terjadi pada 1934. Kala itu, gempa yang muncul berkekuatan 8 skala richter dan hampir menghancurkan kota Kathmandu, Bhaktapur, dan Patan.

Bollinger mengaku telah mengutarakan temuan ini dua minggu sebelum gempa pada tanggal 25 April ini terjadi dan menewaskan ribuan orang. Dia telah melakukan penelitian sejak dua bulan lalu, saat sedang mempelajari fragmen batu arang yang tertimbun di sepanjang garis utama wilayah, berada 1.000 kilometer dari Barat ke Timur Nepal.

Antisipasi Krisis, Kemlu Latih Diplomat Muda

"Kami melihat ada indikasi dua gempa besar yang muncul 700 tahun lalu. Ini merupakan efek domino dari regangan gempa yang menjalar sepanjang wilayah yang rusak. Penanggalan karbon dari arang yang kami teliti menunjukkan, rekahan batu tidak bergerak sejak 1344. Namun segmen lainnya dari rekahan itu, yang terdapat di sepanjang timur Kathmandu, diperkirakan telah mengalami gempa besar pada 1255, dan baru-baru ini pada 1934," kata Bollinger.

Tekanan Gempa yang Berakumulasi

Setelah gempa muncul di wilayah Timur pada 1255, regangan gempa merupakan akumulasi sejak 89 tahun lalu, menjalar ke wilayah barat dan akhirnya pecah pada 1344. Hal yang sama juga menyebabkan gempa di wilayah Timur pada 1934 dan mengakibatkan regangan menjalar lagi ke arah Barat. Gempa yang terjadi kemarin merupakan hasil akumulasi regangan selama 81 tahun. "Kemungkinan akan ada gempa lainnya menyusul," ujar Bollinger memperingatkan.

Menurut kalkulasi awal Bollinger, gempa yang terjadi dengan magnitud 7,9 skala richter pekan kemarin dianggap tidak terlalu besar untuk meretakkan semua jalan ke permukaan. Oleh karena itu mereka yakin akan semakin banyak regangan yang muncul dan dapat mengakibatkan gempa yang lebih besar lagi beberapa dekade ke depan.

"Kita bisa lihat jika Kathmandu dan Pokhara akan menjadi wilayah dengan paparan gempa paling besar. Seperti yang pernah terjadi tahun 1344 lalu, antara dua kota," ujar kolega Bollinger, Paul Tapponnier dari Earth Obsevatory of Singapore.

Bollinger mengaku telah memberitahukan laporan ini ke Nepal Geological Society, dua minggu sebelum gempa terjadi kemarin.

Gempa baru-baru ini muncul di batasan antra lempeng India dan Eurasia. Keduanya konvergen karena lempeng India bergerak 45 milimeter per tahun di bawah lempeng Eurasia. Malah, pergerakan ini juga telah meningkatkan permukaan Himalaya.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya