Ini Pendapat Operator Jika Google Fi Masuk Indonesia

Ilustrasi wanita pakai telepon genggam atau ponsel
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
XL Terapkan Teknologi Penunjang 4G LTE
- Raksasa internet Google telah memantapkan diri merambah dunia bisnis telekomunikasi dengan Google Fi-nya. Layanan bisnis yang ditawarkan hanya mengandalkan sinyal Wifi untuk tarif layanan data sehingga tidak akan berpangku pada operator seluler lagi.

Kata Google Soal Hapus Palestina dari Maps

Presiden Director dan Chief Executive Officer XL Dian Siswarini pun angkat bicara mengenai ekspanis bisnis Google tersebut. Disampaikannya, jika memang Google Fi masuk ke pasar seluler Indonesia maka pemerintah dirasa perlu untuk mengkaji kembali kedatangan layanan tersebut.
Brutal, Manajer Google Diperkosa Lalu Dibunuh


"Menurut saya, pemerintah perlu mengkaji izin untuk service (Google) tersebut karena Google adalah pemain baru, dari luar, yang masuk ke bisnis telekomunikasi," kata Dian usai acara peluncuran layanan Sisternet di Hotel Manhattan, Jakarta, Kamis, 23 April 2015.


Kekhawatiran Dian cukup beralasan, sebab meski baru di dunia seluler, Google diperkirakan memiliki modal cukup kuat sebagai perusahaan teknologi global yang berpotensi 'mengacak' industri seluler. Terlebih lagi, para operator seluler di Indonesia merasa sudah menggelontorkan investasi sangat besar untuk membangun infrastruktur di tanah air.


"Dalam satu tahun, semua operator itu investasi hingga Rp40 triliun untuk membangun infrastruktur. Tujuan investasi itu untuk memasarkan telekomunikasi ke masyarakat. Dana itu juga sudah termasuk pemasukan negara sebagai pajak dan sebagainya," ujarnya.


Diungkapkannya, pemerintah perlu memperhatikan investasi para operator Indonesia tersebut, sebelum memberikan izin kepada pemain baru yang masuk ke pasar seluler tanah air. Kebijakan ini harusnya berlaku untuk siapa saja yang ingin terjun ke pasar seluler Indonesia, tidak hanya Google.


Meski saat ini Google Fi baru diluncurkan di Amerika Serikat namun direncanakan perusahaan besutan Sergey Brin dan Larry Page ini akan menyasar 120 negara lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya