LIPI: Waspadai Gunung yang Diam Tapi Aktif

Gunung Rinjani, Lombok.
Sumber :
  • ANTARA/Ahmad Subaidi
VIVA.co.id
Erupsi Gunung Dukono, 12 Desa Terpapar Abu Vulkanik
- Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Iskandar Zulkarnain, mengungkapkan Gunung Tambora tidak perlu dikhawatirkan akan meletus kembali. Sebab, sampai saat ini gunung yang terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat itu sudah tidak aktif kembali.

Dukono Erupsi, Penutupan Bandara Gamarmalamo Diperpanjang

Begitu juga, dengan keberadaan Gunung Anak Krakatau. Meski sampai saat ini masih aktif, tetapi letusannya tidak akan sedahsyatnya 'bapaknya'. Seperti diketahui, Anak Krakatau terbentuk akibat letusan Gunung Krakatau pada 1883. Pada saat itu, Krakatau sebagian tubuh Gunung Krakatau luluh lantah.

"Baik Gunung Tambora kita tidak lihat tanda-tanda akan meletus. Anak Krakatau letusannya pun takkan sebesar seperti Krakatau dulu, karena sampai saat ini gunung tersebut terus mengeluarkan letusan-letusan kecil," kata dia di Gedung Sasana Widya Sarwono, LIPI, Jakarta, Rabu, 15 April 2015.

Namun, disampaikannya, yang perlu dikhawatirkan yaitu gunung yang diam-diam melakukan aktivitas vulkaniknya namun masih dikategorikan aktif, tetapi letusannya tidak terjadi dalam waktu dekat.

"Karena gunung itu sedang mengumpulkan tenaganya, yang nantinya akan dikeluarkan dengan letusan yang sangat besar," jelas dia.

Ketika disinggung gunung mana yang masuk kategori itu, ia mengaku belum mengetahui akan hal itu, sebab informasi tersebut mash didalami oleh instansinya.

"Kalau soal itu, kami belum tahu, mungkin informasi detailnya bisa ditanyakan kepada lembaga vulkanologi yang ada di Bandung," ucap dia.

Ekspedisi LIPI

Erupsi Gamalama Berlanjut, Penumpang Tertahan di Bandara

Iskandar menjelaskan, letusan gunung selalu mengeluarkan komposisi kimia tersendiri, sehingga lingkungan yang ada di sekitarnya memiliki spesies tersendiri, dibandingkan di tempat lain.

Maka dari itu, LIPI melakukan ekspedisi ke Gunung Tambora dan Pulau Enggano di tahun ini. Penelitian kedua tempat itu diberi nama, Tim Ekspedisi Bioresources Indonesia. Ekspedisi tersebut dibagi ke dalam dua tim, yakni Tim Eksplorasi Enggano dan Tim Ekspedisi NKRI Nusa Tenggara. Kedua tim ini, direncanakan akan memulai ekspedisinya esok hari.

Dijadwalkan, dua tim ekspedisi LIPI ini dalam melakukan penelitian jangka waktunya berbeda. Tim Eksplorasi Enggano yang diiisi 50 orang terdiri dari 46 orang peneliti kebumian dan empat orang dokumentasi. Tim ini akan menjelajah Pulau Enggano selama 20 hari dengan menelan biaya sekitar Rp500-700 juta.

Sedangkan, untuk Tim Ekspedisi NKRI Nusa Tenggara akan diisi oleh 16 orang, terdiri dari tujuh peneliti fauna, tujuh peneliti flora, dan dua peneliti mikroba. Tim ini akan menyisir Gunung Tambora selama 11 hari, dimana menganggarkan dana sekitar Rp300 juta.

![vivamore="
Baca Juga
:"][/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya