Hidup Dipenjara, Pria Ini Jadi Programer Silicon Valley

Kenyatta Leal
Sumber :
  • MailOnline
VIVA.co.id
Nikah Beda Agama, 5 Artis Ini Jalankan Puasa Ramadhan Tanpa Pasangan
- Siapa sangka, meski mendekam seumur hidup di penjara, seorang napi bisa tetap berkarya. Kenyatta Leal mampu membuat aplikasi smartphone dan disebut sebagai programer handal.

Terpopuler: Harga Pemain Timnas Indonesia Paling Mahal, Naturalisasi Shin Tae-yong

Dia tidak pernah belajar teknologi di MIT, bahkan dia tidak pernah lulus sekolah. Satu-satunya pelajaran koding dan internet komputer yang ia dapat adalah saat ia mendekam di penjara San Quentin. Dia merupakan salah satu di antara 200 orang yang terpilih dalam program The Last Mile.
Indeks Keselamatan Jurnalis 2023 Ungkap Keamanan saat Peliputan Belum Terjamin Penuh


The Last Mile merupakan program yang bertujuan mencetak inkubator atau perusahaan rintisan dari tangan-tangan berbakat para narapidana. Program ini berisi pelatihan dan pengajaran soal aplikasi, internet dan komputer. Dimulai pada 2011, The Last Mile program dibentuk oleh pengusaha Chris Relitz dan istrinya, Beverli Parenti.


Leal merupakan salah satu dari 15 narapidana yang terpilih. Sebanyak 200 orang napi berminat mengikuti program Last Mile yang akan menggembleng mereka selama enam bulan. Kabarnya, penyanyi lawas MC Hammer merupakan salah satu mentor dalam program ini.


Pada 1994, Leal divonis penjara seumur hidup karena telah tiga kali melakukan kejahatan. Dia juga bersalah atas kepemilikan senjata api. Sejak 2013 ia mengikuti program The Last Mile dan tahun ini berhasil membuat versi nyata dari Fantasy Football bernama Coach Potato. Aplikasi itu ia luncurkan setelah menyelesaikan pendidikan keduanya untuk jurusan manajemen bisnis. Tentunya di penjara.


"Saya sangat beruntung. Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan saat berada di penjara. Lalu saya mulai mendengar ada sesuatu bernama internet. Saya bertanya tentang internet, blog, Google dan lainnya dari keluarga yang berkunjung. Sampai akhirnya saya mengikuti The Last Mile," ujar Leal, seperti dikutip dari
MailOnline
, Sabtu 11 April 2015.


Para pengikut program Last Mile bukanlah orang sembarangan. Sebelum terpilih, mereka harus membuat proposal, melengkapi proses aplikasi, memberikan informasi mengenai minat kerja, sejarah hidup, dan ambisi. Semua itu ditulis dalam bentuk esai.


Leal tidak sendirian. Beberapa napi San Quentin juga terpilih menjadi developer untuk Silicon Valley. Salah satunya adalah Chris Schuhmacher. Pria itu juga divonis penjara seumur hidup akibat menikam temannya sampai mati hanya karena sang teman mencuri koper berisi ganja. Schuhmacher berhasil membuat aplikasi kebugaran bernama Monkey Fitness.![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya