Tiga Tahun Eksis, Lazada Tak Gentar Pajak e-Commerce

CEO Lazada, Magnus Ekbom
Sumber :
  • Viva.co.id/Agus

VIVA.co.id - Pemerintah merencanakan untuk menerapkan pajak e-commerce. Wacana tersebut akan digulirkan tahun ini, setelah terlebih dahulu dibuat roadmap-nya.

Mengenai wacana pajak bagi para pemain belanja online ini, Lazada Indonesia selaku salah satu pemain e-commerce mengaku akan ikut aturan tersebut.

"Menurut kami, penerapan pajak e-commerce tersebut tidak ada perbedaan dengan semuanya, akan sama saja. Karena yang kena pajak di kami itu merchant," ujar Chief Executive Officer (CEO) Lazada, Magnus Ekbom, di Jakarta, Kamis, 19 Maret 2015.

Saat disinggung, Lazada Indonesia telah berdiskusi dengan pemerintah terkait pajak e-commerce. Ekbom menuturkan, pelaku tidak hanya fokus di bidang itu, tapi mengikuti perkembangannya.

"Kami akan terus dukung upaya pemerintah dengan kebijakannya," ujar dia.

Seperti diketahui, pemerintah sedang mengupayakan untuk menerapkan pajak e-commerce. Diharapkan, pajak di sektor tersebut akan menjadi salah satu pemasukan bagi negara.

Lazada Indonesia saat ini telah genap berusia tiga tahun. Meski masih belia, Lazada Indonesia diklaim menjadi situs belanja online nomor satu di Asia Tenggara.

Sejak diluncurkan pada Maret 2012, Lazada Group mendapatkan suntikan dana sekitar 520 juta euro dari investor Temasek, Tesco, JP Morgan, Kinnevik, dan Rocket Internet.

Lazada Group mengklaim, Desember 2014, situsnya mendapatkan transaksi (GMV) lebih dari US$70 juta. Pada bulan yang sama, situs dan aplikasi miliki Lazada mendapat lebih dari 40 juta kunjungan.



Sementara itu, di Indonesia mencapai 37 juta kunjungan pada Desember 2014. Pada bulan tersebut, situs marketplace ini mempunyai lebih dari 2.000 penjual dengan dukungan kurang lebih 1.500 karyawan.

"Performa ini menjadi bukti fokus Lazada untuk memberikan pengalaman belanja online yang mudah, aman, dan dapat diandalkan bagi seluruh pelanggan," ujar Magnus.

Saat ini, penjual pada paltformnya memberikan kontribusi sekitar 75 persen dari seluruh penjualan dan mencapai jumlah 10 ribu penjual pada Desember 2014.

Meski tak menyebutkan berapa investasi dan target yang ingin dicapainya untuk tahun ini, Lazada hanya ingin mengedukasi masyarakat Indonesia yang masih membeli barang secara langsung tanpa berpikir efisien lewat online.

"Kami punya target, tapi memfokuskan kesempatan yang ada di sini. Kami percaya masih ada jutaan orang yang belum tersentuh dengan belanja online," ungkap Ekbom.

Untuk itu, dia mengatakan, pemain e-commerce ini mengaku banyak melakukan investasi dalam mengembangkan infrastrukturnya. Hingga saat ini, Lazada memiliki delapan gudang penyimpanan dan satu tempat untuk armada pengiriman Lazada Express di 50 titik pada 80 kota di Asia Tenggara.

"Lazada juga bekerja sama dengan 60 perusahaan transportasi pengiriman dan kurir di seluruh Asia Tenggara untuk memberikan pelayanan pengiriman yang cepat dan dapat diandalkan," kata dia.

Dalam perayaan ulang tahunnya, Lazada memberikan promo selama tiga hari, dari 24-26 Maret 2015. Pelanggan akan mendapatkan potongan harga hingga 90 persen berlaku untuk 13 produk.

Lazada Beri Jalur Globalkan Produk UKM Lokal

Selain itu, terdapat enam promo flash sale yang dilakukan setiap dua jam selama tiga hari tersebut, termasuk smartphone Lenovo A6000 yang menjadi produk unggulan. (art)

![vivamore="
Empat Alasan Bisnis E-Commerce RI Terbesar di Asia
Baca Juga :"]
E-Commerce 'Bonek' Berambisi Taklukkan Ibu Kota



[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya