NASA Luncurkan Aplikasi Pemburu Asteroid

Asteroid dalam perjalanan ke Bumi (ilustrasi)
Sumber :
  • dailymail.co.uk
VIVA.co.id
Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa
- Badan Antariksa Nasional AS (NASA) mengumumkan telah menyediakan aplikasi dekstop secara publik yang bisa dimanfaatkan untuk berburu asteroid berbahaya. Dengan meluncurkan aplikasi itu, NASA memperkirakan akan meningkatkan jumlah temuan asteroid baru oleh para astronom amatir dan warga biasa penikmat antariksa.

Cole Palmer Jadi Pusat Perhatian Jelang Man City vs Chelsea

Dilansir dari situs resmi NASA, Senin 16 Maret 2015, aplikasi yang dimaksud dikembangkan NASA dengan menggandeng Planetary Resources, Inc, perusahaan penambang asteroid asal Redmond, Washington, AS.

Aplikasi tersebut didasarkan pada algoritma program Asteroid Data Hunter yang menganalisa gambar asteroid yang potensial. Asteroid Data Hunder merupakan bagian dari Asteroid Grand Challenge.

Nah aplikasi ini memungkinkan astronom amatir dan ilmuwan warga turut berburu astroid. Aplikasi ini juga disebutkan bisa berjalan pada komputer sederhana sekalipun.

Uniknya, dalam melahirkan aplikasi ini, NASA menggunakan sebuah kontes bagi semua orang, dengan penawaran US$55 ribu bagi perserta yang mampu mengembangkan kemampuan algoritma deteksi foto secara signifikan dan membuat perburuan lebih masif, yang diambil dari teleskop berbasis darat.

"Asteroid Grand Challenge adalah kemitraan non tradisional untuk melibatkan masyarakat penggila ilmu pengetahuan dan antariksa untuk mencari sesuatu dalam pekerjaan yang dilakukan NASA," jelas Jason Kessler, Eksekutif Program Asteroid Grand Challenge.

Kessler mengatakan program tantangan berburu itu telah melampaui harapan NASA, meningkatkan perbedaan nyata perburuan asteroid dan berpotensi menambah keterlibatan banyak orang.

Hasilnya bisa dilihat dari analisis gambar dari asteroid pada sabuk utama Tata Surya antara Mars dan Jupiter. Dengan algoritma aplikasi baru itu, disebutkan telah ada peningkatan 15 persen identifikasi asteroid baru.

Menariknya, data dari Asteroid Data Hunter selama ini di antaranya berasal dari institusi penting seperti Minor Planet Center (MPC), Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Cambridge, Massachusetts, AS; Catalina Sky Survey, University of Arizona, Tucson.

Rilis aplikasi ini juga menuai pujian dari Chris Lewicky, Presiden dan Chief Engineer Planetary Resources.

"Kami memuji semua peserta dalam tantangan Asteroid data Hunter. Kami sangat didorong oleh algoritma yang diciptakan dan itu sudah membuat perbedaan. Peningkatan pengetahuan akan membantu menilai lebih cepat asteroid yang berpotensi jadi ancaman, maupun asteroid yang menjadi sumber daya yang kaya," bos Planetary Resources itu.

Kehadiran aplikasi itu telah diumumkan ke publik pada panel South by Southwest Festival di Austin, Texas, pekan lalu. (ren)

![vivamore="
Mayat Wanita 'Open BO' Ditemukan di Pulau Pari, Polisi Teliti Penyebabnya Lewat Cara Ini
Baca Juga :"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya