VIDEO: Migrasi Debu Sahara ke Hutan Amazon dari Antariksa

Ilustrasi migrasi debu sari Sahara ke Amazon
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id -  Badan Antariksa Nasional AS (NASA) telah berhasil merekam fenomena menarik antarbenua. NASA mampu merekam perpindahan berjuta-juta ton debu dari gurun Sahara di Benua Afrika ke hutan amazon di Benua Amerika, yang terpisah 2.574 Km. Migrasi debu terbesar itu terlihat dari antariksa dengan menggunakan satelit Cloud-Aerosol Lidar and Infrared Pathfinder Satellite Observation (Calisco).

Melansir Cnet, Jumat 27 Februari 2015, satelit Calisco mengamati migrasi debu itu dari 2007 hingga 2013. Satelit dilengkapi dengan sensor khusus yang mampu melihat gumpalan debu yang melayang. Sensor satelit juga mampu melihat berapa ketinggian debu yang melayang.

"Mengetahui ketinggian migrasi debu penting untuk memberikan pemahaman dalam permodelan komputer. Bagaimana debu pergi berinteraksi dengan awan panas bumi," tulis laporan NASA itu.

Uniknya, selain mengukur debu melayang itu, satelit juga mengamati debu yang mengandung zat organik yang mampu berpendar (fosfor).

Peneliti mengatakan fosfor berasal dari batuan yang terdiri dari mikroorganisme mati dalam danau purba di Chad, ini dikenal dengan sebutan Bodélé Depression.

Resmi, PSSI Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong Hingga 2024

Fosfor inilah yang memberikan nilai manfaat debu, sebab elemen itu menjadi nutrisi bagi tanaman, begitu mendarat di lingkungan Amazon. 

"Nutrisi terkunci dalam tanaman, dan saat jatuh, akan membusuk bersama daun dan dengan cepat diserap tanaman begitu sampai di tanah," kata NASA. Sementara fosfor yang jatuh di sungai juga akan meberikan nutrisi bagi lembah di Amazon.

Selama pengukuran lima tahun, NASA memperkirakan debu yang telah bermigrasi diperkirakan mencapai 27,7 juta ton dan jumlah itu setara bila debu dibawa 689.290 truk semi.

Hongbin Yu, penulis utama studi dari University of Maryland, AS, yang juga bekerja sebagai ilmuwan atmosfer di Goddard Space Flight Center, NASA, menjelaskan jumlah debu yang bermigrasi tidaklah stabil. Saat terjadi curah hujan di Sahara, maka debu yang bermigrasi menurun dan sebaliknya.

Yu menunjukkan pada 2007, migrasi debu tercatat tertinggi dengan volume debu 86 persen, sedangkan kondisi paling sepi yaitu pada 2011.

Berdasarkan temuan dan rekaman asli itu, NASA kemudian membuatkan rekaman video simulasi, guna memudahkan orang memahami proses migrasi.



![vivamore="Baca Juga :"]

PKS Komitmen Bangun Indonesia bersama NasDem dan PKB hingga Sakaratul Maut

[/vivamore]
Suku Bunga BI Naik Diproyeksi Topang Penguatan IHSG, Cek Saham-saham Berpotensi Cuan
Peta danau Mega Chad di gurun Sahara

Ternyata Gurun Sahara Dulu adalah Danau Besar

Danau itu diklaim terbesar di Afrika, bernama Mega Chad.

img_title
VIVA.co.id
30 Juni 2015